Berita Medan

Arogansi Sekjen NasDem Halangi Jurnalis jadi Sorotan, Pengamat: Tak Kompeten jadi Tim Ahli Media

Lebih lanjut, Antony menyebut tindakan Rio sebagai bentuk arogansi yang tidak mencerminkan etika birokrasi.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
ISTIMEWA
Sekjen NasDem, Rio Adrian (dilingkari) membuat keributan dengan wartawan yang meliput kegiatan Wali Kota Medan. Rio dengan nada tinggi membatasi wartawan yang sedang merekam kesibukan Wali Kota Medan, Rabu (16/7/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Arogansi yang dilakukan Sekjen NasDem Medan, Rio Adrian menghalangi dan membatasi jurnalis jadi sorotan publik.

Pengamat komunikasi dan pemerintahan, Fauzan Ismail M.I.Kom meminta Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas mengevaluasi jajarannya yang tidak Kompeten dan anggar jago di birokrasi. 

Sekjen NasDem, Rio Adrian jadi cibiran publik karena menghalangi tugas jurnalis yang sedang meliput Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu di Balai Kota.

Rio tiba-tiba tanpa alasan memgintimidasi wartawan yang merekam kegiatan Rico Waas yang sedang menandatangani berkas di pundak stafnya. 

"Yang pertama, urgensinya dia menghalangi kerja wartawan saat itu apa? sebagai tenaga ahli di bidang humas atau media, Rio seharusnya paham apa saja regulasi terkait pers dan tindakannya menghalangi kerja wartawan itu melanggar Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan ada konsekuensi pidananya," kata Fauzan akademisi USU dan juga dosen, Senin (21/7/2025). 

Lanjut Fauzan Ismail, insiden itu sangat disayangkan dan tidak perlu dilakukan oleh seorang tenaga ahli, yang sejatinya digaji oleh rakyat.

Sebagai tim ahli media harusnya paham berinteraksi dengan media yang selama ini sudah bertugas di Pemko Medan

"Tindakan Rio itu sekaligus menunjukkan bahwa yang bersangkutan itu tidak berkompeten sebagai tenaga ahli di bidang media. Saran saya kepada walikota, agar mengevaluasi jajaran timnya, jangan sampai gara-gara kesalahan dan arogansi tim, Walikota juga ikut tercoreng nama baiknya di mata masyarakat," ungkap Fauzan Ismail. 

Ketua Kalibrasi Anti Korupsi dan Hak Asasi Manusia (KAKHAM), Antony Sinaga MHum menyampaikan tindakan anarkis Rio Adrian tersebut bukan sekadar mencoreng wajah Wali Kota Rico Waas, juga merusak citra buruk NasDem sebagai salah satu partai politik besar di tanah air, yang dinakhodai seorang tokoh bangsa sekelas Surya Paloh. 

"Dengan sendirinya si Rio itu pun sudah memberi semacam kado spesial untuk Ketum NasDem, Pak Surya Paloh lewat pemberitaan negatif efek ulahnya sendiri yang anarkis terhadap jurnalis," ujarnya. 

Antony mendesak Wali Kota Rico Waas untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap tenaga ahlinya, Rio Adrian Sukma, yang sudah membuat malu namanya sendiri dan Partai NasDem secara umum. 

"Segera copot tenaga ahli yang bersikap arogan dan menghalangi kerja jurnalistik. Hal ini mencoreng citra Wali Kota Medan yang dikenal santun dan humanis," tegas dia. 

Posisi Rio Adrian sebagai Tenaga Ahli Bidang Media dan Monitoring seharusnya menjadi penghubung antara Pemko Medan dan media massa, bukan justru menjadi penghalang. Menurut Antony, tindakan Rio juga menunjukkan sikap yang bertolak belakang dengan semangat keterbukaan informasi publik.

Lebih lanjut, Antony menyebut tindakan Rio sebagai bentuk arogansi yang tidak mencerminkan etika birokrasi.

Ia juga menilai bahwa tindakan Rio telah menimbulkan rasa tidak nyaman bagi insan pers yang sedang menjalankan tugasnya, yang merupakan bagian dari pilar demokrasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved