Universitas Mikroskil Wujudkan Kampus Inklusif dan Ramah Disabilitas lewat Peresmian MCIC
Universitas Mikroskil Wujudkan Kampus Inklusif dan Ramah Disabilitas lewat Peresmian MCIC
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Di tengah meningkatnya kesadaran publik mengenai pentingnya kesetaraan bagi penyandang disabilitas, realitas di lapangan masih menunjukkan adanya stigma dan perlakuan berbeda terhadap mereka. Tidak hanya itu, isu kesehatan mental masih sering dianggap “tidak lumrah” di masyarakat. Padahal, mereka membutuhkan lingkungan yang ramah, suportif, dan inklusif untuk dapat berkembang secara optimal.

Sebagai wujud komitmen dalam menciptakan budaya kampus yang inklusif dan ramah disabilitas, Universitas Mikroskil meresmikan Mikroskil Care and Inclusion Center (MCIC). Acara peresmian yang berlangsung di Hall Lantai 5 Kampus C serta disiarkan melalui kanal YouTube Universitas Mikroskil, dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Mikroskil, Bapak Hardy, S.Kom., M.Sc., Ph.D., bersama Ibu Steffany, S.Kom., Kepala Bagian Kemahasiswaan Universitas Mikroskil, sebagai simbol hadirnya pusat layanan inklusi ini.

Dalam sambutannya, Ibu Steffany, S.Kom. menegaskan pentingnya kehadiran MCIC sebagai ruang dukungan bagi mahasiswa. “MCIC diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk merasakan keadilan, kesempatan yang sama, serta mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kami ingin setiap individu merasa dihargai dan mampu berkembang di Universitas Mikroskil,” ujarnya.

Senada dengan itu, Rektor Universitas Mikroskil, Hardy, S.Kom., M.Sc., Ph.D., menambahkan bahwa universitas memiliki tanggung jawab besar dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial. “Inklusivitas bukan sekadar program, tetapi sebuah budaya yang harus kita bangun bersama. Dengan adanya MCIC, kita ingin menunjukkan bahwa Universitas Mikroskil siap mendukung seluruh mahasiswa, tanpa terkecuali,” tuturnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi sosialisasi. Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi., Kepala Pusat Studi Difabilitas (PSD) LPPM Universitas Sebelas Maret (2019–2025), membuka sesi pertama dengan membahas tentang Pendidikan Inklusif. Ia menjelaskan bagaimana struktur lingkungan kampus yang inklusif dapat diterapkan, mulai dari aksesibilitas fasilitas, dukungan akademik, hingga kebijakan universitas. Menurutnya, universitas memiliki peran penting dalam memastikan setiap mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas, dapat mengakses pendidikan dengan setara.

Sesi kedua menghadirkan Dr. Nenny Ika Putri Simarmarta, M.Psi., Psikolog, Dekan Fakultas Psikologi Universitas HKBP Nommensen. Dalam paparannya mengenai “Disabilitas: Jenis-jenis, Cara Penanganan, dan Layanan Disabilitas”, beliau menyinggung pentingnya memahami bahwa kondisi seperti ADHD dan gangguan kecemasan bukanlah sesuatu yang tabu. “Mahasiswa harus memahami bahwa teman-teman dengan kondisi ini juga bagian dari kita. Yang dibutuhkan bukan penghakiman, melainkan dukungan, empati, dan ruang yang sehat untuk tumbuh,” jelasnya.
Melalui peresmian dan sosialisasi MCIC ini, Universitas Mikroskil berharap dapat menjadi pionir dalam menciptakan lingkungan pendidikan tinggi yang inklusif dan ramah disabilitas. Kehadiran MCIC diharapkan mampu menjadi katalis bagi mahasiswa untuk lebih peka, menghargai perbedaan, dan menjunjung tinggi nilai kesetaraan di lingkungan kampus maupun masyarakat luas.(*)
UniversitasMikroskil
MikroskilInklusif
RamahDisabilitas
MCIC
MikroskilCareAndInclusionCenter
KampusInklusif
ROY SURYO Klaim Punya Bukti Baru Salinan Ijazah Jokowi dari KPU, Minta Segera Selidiki: Buka Lagi |
![]() |
---|
Roy Suryo Gercep ke Bareskrim Usai Dapat Salinan Ijazah Jokowi, Minta Penyelidikan Dibuka Kembali |
![]() |
---|
SOSOK Halim Kalla Adik Jusuf Kalla Tersangka Korupsi Pembangunan PLTU 1 , Ini Duduk Perkaranya |
![]() |
---|
Respon Gubsu Bobby Soal Inflasi Sumut Tertinggi di Indonesia |
![]() |
---|
Kabar Baik Maarten Paes Pulih Cedera, Siap Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi |
![]() |
---|