TRIBUN-MEDAN.com - Akbar (25), petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, yang tewas diterkam ular piton atau sanca kembang atau sanca batik, ternyata sedang berjuang untuk keluarganya.
Baca: Lihat Megahnya Masjid Raya Pertama di Jakarta Ini Foto-foto dan Videonya
Baca: Ahmad Dhani Beri Pengecualian pada Tafsir Quraish Shihab, Ditanyai Waras atau Tidak?
Ceritanya, dia ke kebun untuk memetik kelapa sawit, lalu dijual demi membiayai perjalanannya dari Mamuju Tengah ke Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Di Luwu, Akbar rencananya akan menjemput istrinya bernama Muna dan anaknya.
Baca: Air Mata Putri Aisyah Menetes di Sidang Perceraian, Kala Poligami Mesti Disetujui Istri Pertama
Baca: Krishna Murti Bocorkan Kebiasaan Kapolri Tito lewat Foto Ini, Terungkap Sudah Etos Sang Jenderal
Sekretaris Desa Salubiro, Junaedi mengatakan, sekitar sebulan sebelum kejadian ini, Akbar mengantar Muna ke kampung halaman di Luwu untuk melahirkan anak kedua mereka.
Baca: Warga Waswas, Awalnya Bangkai Ular Piton Dijemur hingga Akhirnya Diperlakukan Begini, Ada 5 Ekor . .
"Saat (istri) selesai melahirkan, Akbar kembali ke sini. Jadi, rencananya ini, Akbar pergi panen sawitnya karena mau ke Palopo (Luwu) kembali jemput istrinya, kasihan," tutur Junaedi.
Ayah almarhum juga tidak berada di Mamuju Tengah saat kejadian maut itu menimpa.
Baca: Sungguh Masygul, Ini Mimpi Akbar nan Mengiris Hati sebelum Ditelan Hidup-hidup oleh Ular Piton
"Orangtuanya juga baru sampai tadi pagi (Selasa kemarin), karena dia ada di Tinambung, Polewali Mandar," kata Junaedi.
Polewali Mandar merupakan kabupaten di Sulawesi Barat.
Akbar merupakan anak yatim.