Akibat penutupan akses Jembatan Kapuas I, aktivitas warga sempat terhenti.
Donny menjelaskan, hingga saat ini kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku kerusuhan. "Kepada seluruh masyarakat Kalbar diharap tenang. Jangan terpengaruh kabar bohong," ucapnya.
Baca: UPDATE Massa Serang Polsek Tambelangan Pakai Puluhan Bom Molotov, 3 Mobil dan 13 Motor Hangus
Baca: Kesedihan Istri Ketiga Ustaz Arifin Ilham, Sejak Lahir Bayi Shofi Belum Pernah Disentuh Sang Ustaz
Untuk meredam massa, kepolisian bersama TNI bernegosiasi dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Di antaranya dengan Sultan Pontianak Syarif Mahmud Melvin Alkadrie, yang kemudian bersama-sama meminta massa membubarkan diri.
"Sekitar pukul 02.30 WIB negosiasi selesai. Dengan kesepakatan untuk kembali menggelar pertemuan pada Kamis hari ini," ucapnya.
Usai kesepakatan tersebut, perlahan-lahan massa membubarkan diri. Arus lalu lintas di Jembatan Kapuas I kembali dibuka.
Baca: Masya Allah, Ustaz Arifin Ilham Meninggal Tersenyum, Sang Anak: Abi, Selamat Bertemu Allah
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menilai kericuhan yang terjadi di Kota Pontianak, Rabu (22/5/2019) pagi, akibat adanya provokasi dari kejadian di Jakarta.
"Orang demo menyampaikan hal itu wajar. Namun saya berharap kita harus menjaga keadaan Kota Pontianak dan Kalbar agar tetap kondusif," kata Midji, Rabu (22/5/2019) sore.
Menurut dia, menyampaikan kecurangan pemilu sebenarnya sah-sah saja, sepanjang berada dalam koridor yang benar.
Baca: Siaga Satu, Polda Sumut Siapkan Empat Kompi Sampai 25 Mei
"Kalau ada kecurangan saya setuju silakan laporkan ke MK. Kita lihat prosesnya. Kita hormati keputusan apapun, hanya disampaikan dengan hal yang baik," ujarnya.
Terkait dengan aksi pembakaran pos polisi, Midji menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut.
"Saya berharap kita harus melihat ke depan bahwa kepentingan daerah yang lebih penting," ujarnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "98 Orang Terduga Pelaku Rusuh di Pontianak Positif Narkoba"