TERUNGKAP Pengajian yang Buat Bomber di Polrestabes Medan dan Istrinya Terjerumus Terorisme

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bom bunuh diri Polrestabes Medan. Rabbial, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, berfoto bersama teman-temannya di hari pernikahan.

"Dia tidak tahu menahu sebenarnya. Memang dulu ia (anak saya) pernah dijebak sekali. Karena ada kelompok mereka di penjara. Jadi anak ku ini ditumbalkan untuk menjenguk si tahanan yang sakit di dalam penjara. Anak awak ini kan gak tahu apa-apa. Kelompoknya ini gak berani jenguk antar obat," ujarnya.

Karena pernah menjenguk tahanan teroris, anaknya tersebut pun dituduh sudah jauh terlibat. Padahal menurutnya anaknya adalah anak baru di perkumpulan pengajian tersebut.

"Karena ia anak baru jadi ia ditumbalkan untuk menjenguk. Jadi berita yang beredar sudah berputar-putar. Sementara anak saya sejak bulan April mengikuti itu. Kenapa anak saya yang dituduh mempunyai jaringan itu," katanya.

Andi juga menyampaikan bahwa saat putrinya menjenguk narapidana teroris, tidak pergi sendiri, melainkan ditemani teman pengajiannya.

"Tapi ia melihat (jenguk) tidak sendiri, ada kawannya juga. Tapi dari situlah ia dikaitkan mempunyai jaringan," lanjut Andi dengan nada kesal.

• FAKTA BARU Istri Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Rencanakan Teror di Bali

• Polisi Ungkap Istri Dedek Terpapar Paham Radikalisme Terlebih Dahulu

Tidak hanya Andi, sang istri dengan nada suara terisak-isak, mengatakan bahwa dirinya pernah bertanya kepada Da kenapa mau disuruh jenguk begituan di penjara sana.

"Saya tanyak anak saya, kenapa mau. Mereka kan teroris. Dijawab anak saya itu lah Mak disuruh emak-emak di pengajian. Dan anak saya mengaku bahwa yang dijenguknya bukan teroris. Cuma anak awak ini gak tahu jadi ditumbalkan. Itu peristiwa terjadi sekitar tiga bulan lalu," ujarnya.

Selaku orang tua, mereka mengaku sudah mengingatkan dan meminta supaya jangan ikut kelompok tersebut, karena apa yang mereka lakukan sudah tidak benar.

"Kami selaku orang tua sebelumnya sudah mengingatkan juga. Tinggalkan semua itu. Udah tidak benar itu. Tapi anak saya berpikir cuma ikuti perintah suami kalau tidak neraka. Nasehat kami tidak didengarkan. Selalu itu saja alasannya. Ia tidak mendengarkan kami," ucapnya sembari menetes air mata.

Percakapan sang istri pun disambung oleh Andi, ia melanjutkan, bahwa dirinya membaca di mana-mana kenapa jadi anak saya yang tertuduh.

"Hanya karena ia mengantar obat, terus dikaitkan. Dan karena anak saya aktif di sosial media pun kami tidak tahu. Kalau memang ada ya saya tidak tahu bagaimana aktivitas di sosmed. Tadi malam kami ketemu cuma tidak dikasih bicara," ujarnya.

Andi pun sekilas berkisah bahwa dia merasa bersalah tidak mempertanyakan siapa orang-orang yang datang mengajak putri dan menantunya ikut pengajian.

"Kesalahan saya, ketika itu tidak menanyakan siapa mereka dari mana. Karena beranggapan saya ya sudah lah, paling pengajian biasa," kata Andi.

Andi pun menyampaikan bahwa dia juga meminta maaf kepada jemaah yang berada di lingkungannya.

"Subuh tadi, saya jadi imam salat. Warga pun heran kenapa saya lepas. Jadi saya ceritakan semua agar tidak ada cerita di belakang yang tidak enak," ujarnya.

Halaman
1234

Berita Terkini