Pekerjaan paruh waktu di restoran biasanya diisi mahasiswa internasional menghidupi diri mereka.
April 2020, Pemerintah Jerman memasukkan orang asing dalam program pinjaman tanpa bunga untuk pelajar.
Akses ke bantuan pengangguran bagi lulusan asing juga bergantung pada durasi tinggal di Jerman selama lima tahun.
Ini berarti banyak lulusan magister yang dirugikan.
Hingga saat ini, Tizini terus bertahan hidup melalui transfer bulanan dari saudaranya.
Setelah menginvestasikan begitu banyak waktu dan uang lebih dari 10.000 euro (Rp 168 juta) untuk belajar di Jerman, kembali ke Suriah bukanlah pilihan bagi Tizini.
“Tidak ada cara untuk hidup selain menunggu bantuan orang lain. Saya memberikan semua yang saya bisa, tetapi semuanya sia-sia,” tutur Tizini.
Demikian kisahnya. Semoga jadi motivasi dalam hidup kita, ya. Terimakasih!
(*/ tribunmedan.id)
• Kisah Nenek Sebatang Kara Ketahuan Mencopet Rp 100 Ribu Langsung Diarak dan Diteriaki Warga
• Senyum Melebar 2 Artis Cantik, Dulu Sempat Bersuami Pemakai Narkoba, Kini Lengket Pamer Kekompakan
• Bukti Menohok dari Pria Sering Diejek Gendut karena Nikahi Perawat Cantik, Pamer Ini Usai 3 Tahun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Lulusan S2 di Jerman yang Ditolak 800 Kali karena Pandemi Covid-19"