Sementara Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom, Pratama Ari Junaedi mengomentari pidato Prabowo.
Menurutnya, pernyataan Prabowo soal loyalitas sangatlah multitafsir.
Namun pihaknya menilai pernyataan Prabowo bisa menjadi indikasi bahwa ia berkomitmen mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Hal ini dikarenakan, Prabowo berulang kali memuji kepemimpinan Jokowi.
Di satu sisi, sindiran tersebut bisa jadi ditujukan untuk Partai NasDem yang diduga bermanuver untuk kepentingan Pemilu 2024.
Kemudian, Ari Junaedi juga mengomentari soal sindiran Prabowo terkait pengkhianatan dan musuh dalam selimut.
Menurutnya, istilah tersebut sengaja dilontarkan untuk memperingatkan oknum yang tidak loyal.
Pihaknya menduga sindiran tersebut ditujukan untuk mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yakni Sandiaga Uno.
Ari Junaedi mengatakan sindiran tersebut bisa dikaitkan dengan isu perjanjian politik antara Prabowo Anies Baswedan Sandiaga Uno.
Selain itu, terdengar isu rencana manuver Sandiaga Uno hengkang dari Gerindra dan beralih ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Dikabarkan beralihnya Sandiaga Uno lantaran kepentingan pemilu presiden.
Diketahui sebelumnya, Partai Gerindra merayakan ulang tahun ke-15 pada Senin (6/2/2023).
Dalam perayaan tersebut, Prabowo Subianto berpidato yang berisi sejumlah sindiran.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo Bicara Soal Loyalitas dan Musuh dalam Selimut, Siapa yang Disinggung dalam Pidato Tersebut?,