Lagipula, plastik pelindung sebelumnya juga masih bisa digunakan dan tidak ada kewajiban agar diganti.
Disinilah dugaan pungli dan kesan paksaan yang dirasakan.
Yang dipertanyakan SS kemudian ialah soal harga. Benarkah 1 plastik pelindung KTP, pelindung STNK, kertas serupa map dan beberapa lembar berkas yang difotokopi mencapai Rp 13 ribu.
Kemudian, untuk apa dan dikemanakan kertas serupa map yang dibayar tadi setelah diserahkan ke petugas dan tak dikembalikan, padahal sudah dibayar.
"Aneh memang. Kan gak ada kuminta ganti baru plastik KTP ku dan plastik stnk-nya tiba-tiba dikasih baru dan disuruh bayar. Padahal masih bisa itu digunakan, makanya macam memudahkan tapi dipaksa,"kata SF, Sabtu (22/7/2023).
Setelah membayar uang yang diminta tadi, berkas kembali diserahkan ke personel Polisi di meja paling kiri gedung. Disini dia disuruh menunggu namanya dipanggil.
Tak lama kemudian namanya dipanggil untuk mengecek nomor rangka dan mesin kendaraan.
Seorang pria yang diduga bukan Polisi, mengenakan kemeja hitam merah bertuliskan
'Cek Fisik Kendaraan Bermotor Ditlantas Polda Sumut' di kemeja belakang membawa berkas dan mengajak ke parkiran sepeda motor.
Setibanya di sepeda motor dia mengecek nomor rangka dan mesin. Namun setelah itu dia meminta agar SF memberikannya sejumlah uang.
Permintaan pria ini terkesan pemaksaan dan bernada ancaman ketika dijawab SF.
"uang gesek seikhlasnya, bang,"kata petugas gesek nomor kendaraan.
Kemudian SF menanyakan uang apa yang dimaksud karena tidak memahami apa yang disebut.
"uang apa pak ? nanti disana bayar juga di dalam semuanya"
Kemudian pria berperawakan tinggi kurus bertopi biru ini kembali mendesak sambil bertanya.
"mau ngasih sekarang atau nanti ?"tanya nya kembali.