Tempat Penampungan Masih Kurang Jadi Penyebab Banyaknya Gepeng di Medan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GELANDANGAN dan pengemis (gepeng) yang kerap ditemui di taman kota dan di Simpang Lampu Merah sekitar Jalan Adam Malik dan Gatot Subroto Medan.

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Dinas Sosial Kota Medan Khoiruddin Rangkuti mengakui banyak gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Medan.

Dikatakan Khoiruddin, sejauh ini pihaknya terus melakukan penertiban terhdap gepeng di Kota Medan. Namun saat ini pihaknya terkendala penampungan. Dikatakannya, saat ini Pemko Medan sedang membangun rumah sosial di Kecamatan Tuntungan.

"Kita setiap hari lakukan penertiban. Namun sejauh ini kendala kita ialah tempat penampungan," katanya, Jumat (11/8/2023).

Dikatakan Khoiruddin, selama ini gepeng-gepeng yang mereka amankan dititipkan di tempat penampungan atau panti sosial milik Pemprov Sumut. "Tetapi saat ini panti sosial tersebut telah penuh. Bahkan melebihi kapasitas (overload)," ucapnya.

Khoiruddin menjelaskan, berdasarkan pendataan dari setiap penertiban yang mereka lakukan, dominan para gepeng yang berada di Kota Medan justru berasal dari luar Kota Medan.

“Kalau gepengnya masih berasal dari dalam Provinsi Sumut, kita akan berkordinasi dengan dinsos setempat. Namun kalau sudah dari luar Provinsi, maka Dinsos Provinsi Sumut yang lebih berwenang,” jelasnya.

Disinggung bagaimana upaya Dinsos dalam memulangkan para gepeng ke daerah asalnya, Khoiruddin mengaku, hampir semua gepeng sudah merasa nyaman tinggal di Kota Medan.

"Mereka itu sudah merasa nyaman hidup di Kota Medan. Sehingga tidak mau kembali ke daerah asalnya," jelasnya.

Kendati demikian, kata Khoiruddin, pihaknya telah memfasilitasi kendaraan untuk para gepeng yang mau pulang ke tempat asalnya. “Kalau memang bersedia, maka akan kita fasilitasi untuk pulang ke kampung halaman," jelasnya.

Baca juga: Rubiati, Mantan Warga Binaan Gepeng Dinsos Sumut, Kini Sudah Hidup Mandiri hingga Beli Tanah

Mengenai rumah penampungan di Kecamatan Medan Tuntungan, sudah hampir selesai.

"Setahu saya sudah hampir selesai itu. Nanti kalau sudah selesai seluruh gepeng tersebut akan tinggal di rumah penampungan itu," jelasnya.

Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Medan atau dikenal dengan PKP2R Endar Sutan Lubis menerangkan, pembangunan rumah panti sosial ditargetkan rampung pada bulan Maret 2023 lalu.

Menurut Endar, pembangunan panti sosial ini sudah dimulai sejak 2021 dan proyeknya bersifat multiyears. "Saat ini sudah 90 persen hampir selesai dan memang pembangunan ini terlambat selesainya dari target yang ditetapkan yakni 2022 akhir atau di bulan Desember lalu,"jelasnya.

Namun keterlambatan tersebut karena ada banyak faktor dan penyebabnya, diantaranya dalam proses pengerjaan fisik bangun. 

Tampung 3.000 Gepeng
KEPALA Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Medan (PKP2R), Endar Sutan Lubis mengatakan, panti sosial ini akan menampung 3.000 gelandangan, pengemis dan anak-anak manusia silver maupun Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODG) dan lain-lain.

"Rencana untuk kapasitas 3.000, tapi mudah-mudahan bisa lebih," jelasnya

Untuk konsep pembangunan ini Endar menyebutkan layaknya rumah panti namun ada tempat olahraga agar mereka tidak jenuh.

"Nanti disana mereka akan diberi binaan agar tidak melakukan hal-hal yang mengganggu masyarakat dalam berkendara," tukasnya. (cr5/Tribun-Medan.com)

Berita Terkini