Serangan KKB terhadap warga sipil di Deikai pada tahun ini berlangsung masif.
Dikutip Tribun-medan.com dari catatan Kompas, sejak Februari hingga Agustus, terjadi tujuh kali serangan KKB terhadap warga.
Dalam tujuh peristiwa tersebut, 10 warga menjadi korban, 6 warga meninggal dunia dan 4 lainnya luka berat.
Pascapemekaran, semakin tidak kondusif.
Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, menilai, situasi keamanan di Papua Pegunungan pascapemekaran dari Papua pada tahun lalu semakin tidak kondusif.
Warga sipil di sejumlah daerah, seperti Yahukimo, terus menjadi korban dalam aksi kekerasan.
”Negara harus bertanggung jawab memastikan warga Yahukimo dapat beraktivitas dengan aman dan keselamatannya terjamin,"ujarnya.
"Diperlukan upaya penegakan hukum yang tegas dan terukur untuk menghentikan aksi serangan terhadap pesawat dan warga sipil,” lanjut Yan.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey menyampaikan rasa prihatin atas kondisi gangguan keamanan yang terus terjadi di sejumlah daerah di Papua pada tahun ini.
Ia menilai, konflik masih terjadi karena belum adanya kesadaran bersama untuk menghentikan aksi kekerasan dengan cara yang damai.
Penjelasan Mantan Panglima TNI Andika Perkasa
Di sisi lain, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa mengungkapkan sejumlah alasan yang membuat masih terjadinya kasus kekerasan di Papua.
Andika memandang dari dua sisi, dari masyarakat Papua dan aparat.
“Dari oknum masyarakat di Papua sendiri, kenapa mereka dengan entengnya kemudian melakukan kekerasan? Sampai melakukan pembunuhan tanpa ada rasa bersalah,”ujar Andika yang dikutip Tribun-medan.com dari acara GASPOL! Kompas.com, yang tayang pada Jumat (12/8/2023).
Menurut Andika, salah satu kurang meratanya pendidikan di Bumi Cenderawasih membuat kekerasan itu masih terjadi.