Erupsi Gunung Marapi

Gunung Marapi Meletus saat Didaki 75 Orang, Begini Penjelasan PVMBG dan Update Korban

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) meletus saat didaki 75 orang

TRIBUN-MEDAN.COM – Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) meletus saat didaki 75 orang, begini penjelasan PVMBG.

Adapun Gunung Marapi tiba-tiba meletus saat sebanyak 75 orang tengah mendaki gunung yang ada di Sumatera Barat itu.

Meletusnya Gunung Marapi saat tengah didaki sebanyak 75 orang menjadi perhatian publik.

Lantas, bagaimana penjelasan PVMBG mengenai hal ini?

Disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) pada level II atau waspada sejak 3 Agustus 2011.

Gunung Merapi di Sumatera Barat mengalami erupsi dengan mengeluarkan abu pada Minggu (3/12/2023) sore pukul 14.54 WIB. (HO)

Hal tersebut diketahui dari press release PVMBG pada Senin (4/12/2023) pukul 02.38 WIB dini hari.

Kepala PVMBG Sumbar, Hendra Gunawan ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Gunung Marapi berada pada level II (waspada) sejak 2011.

"Betul," kata Hendra melalui pesan WhatsApp.

Dalam rilis tertulis itu, PVMBG menyatakan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Marapi pada awal tahun 2023 didominasi erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari 2023 sampai 20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 75 hingga 1.000 meter dari puncak.

Selanjutnya erupsi berhenti dan aktivitas kegempaan lebih didominasi oleh gempa tektonik lokal dan tektonik jauh.

Sementara, tingkat aktivitas pada saat ini berada pada Level II (waspada) sejak 3 Agustus 2011.

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 3 Desember pukul 18.00 WIB, maka tingkat aktivitas Gunung Marapi masih tetap pada Level II (waspada).

Baca juga: TERNYATA Gunung Marapi Berstatus Waspada Sejak 2011, Kenapa Pendakian Masih Dibuka?

Baca juga: DIMANA Ketiga Anak Tiko Aryawardhana Saat Menikah? Hubungan BCL dengan Anak Sambungnya Disorot

Diketahui, pendakian Gunung Marapi dibuka kembali pada 24 Juli 2023 lalu setelah sebelumnya ditutup karena erupsi.

Ardi Andono, kepala BKSDA Sumbar saat itu bersama Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy melaunching sistem booking online pendakian Gunung Marapi.

Setelah dibuka kembali setelah beberapa bulan, Gunung Marapi erupsi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB melontarkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari atas puncak.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya menyebut, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara lebih kurang 4 menit 41 detik.

Pasca erupsi, Gunung Marapi berada pada Status Level II (Waspada).

Rekomendasi dari PVMBG, masyarakat disekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung api Marapi pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.

Sejauh ini terkonfirmasi sebanyak 75 pendaki berada di Gunung Marapi saat erupsi terjadi. Petugas gabungan menemukan 11 pendaki meninggal dunia. 

Baca juga: 11 Pendaki Tewas di Puncak, Ini Penyebab Gunung Marapi Erupsi Tiba-tiba Tanpa Gempa Vulkanik

Baca juga: SOSOK Zhafirah Wanita Minta Tolong Usai Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Begini Kondisinya Kini

Penyebab Gunung Marapi Meletus Tiba-tiba

Ketua Pos Pengamatan Gunungapi Marapi Ahmad Rifandi buka suara soal letusan Gunung Marapi yang disebut terjadi secara tiba-tiba.

Ia menjelaskan, erupsi gunung api terkadang juga dipicu oleh kondisi bawah permukaan yang terjadi secara tiba-tiba.

Contohnya adalah masuknya air tanah secara tiba tiba ke kantung magma dangkal atau terpicu oleh gempa tektonik lokal.

Khusus letusan Gunung Marapi, pemicu erupsi yang sudah dipastikan saat ini adalah akumulasi tekanan sangat dangkal.

"Karena tidak terdeteksi peningkatan gempa VA (Gempa Vulkanik-Dalam) secara signifikan dan yang kedua tiltmeter yang bereaksi adalah tiltmeter puncak," jelas Ahmad dilansir Tribun-Medan.com dari Kompas.com, Senin (4/12/2023).

"Jadi dari tiltmeter terjadi peningkatan tekanan di kedalaman dangkal, namun pemicu pelepasan tekanan itu belum bisa kita tentukan karena dari data kegempaan tidak ada indikasinya," tandasnya.

Update Korban Erupsi Gunung Marapi

Inilah kabar terbaru soal erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat.

Diketahui, Gunung Marapi erupsi pada Minggu (3/12/2023).

Saat erupsi terjadi, ada 75 orang pendaki yang berada di Gunung Marapi.

Tim penyelamat gabungan pun kini telah berhasil mengevakuasi 49 orang.

"49 orang itu sudah kami evakuasi ke Pasar Koto Baru dan Batu Palano," ujar Kasi Ops SAR Kelas A Kota Padang, Hendri.

Selain itu, kini pihaknya masih melakukan pencarian terhadap 26 orang pendaki lainnya.

Mengutip TribunPadang.com, mereka yang berhasil dievakuasi dilarikan ke rumah sakit di Padang Panjang dan Bukittinggi.

Ia pun mengungkapkan, proses evakuasi mengali kendala.

Kendala terseut adalah karena Gunung Marapi masih terjadi erupsi.

"Jadi erupsi yang kembali terjadi membuat proses evakuasi sedikit terlambat," ujarnya.

Selain itu, ia belum bisa mengonfirmasi soal adanya 11 orang yang meninggal dunia dari 26 pendaki tersebut.

"Yang jelas kami bersama tim, berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pencarian dan evakuasi, semoga saja semuanya bisa selamat," ujarnya.

Diketahui, Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB.

Erupsi Marapi ini melontarkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari atas puncak.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya menyebut, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara lebih kurang 4 menit 41 detik.

Pasca erupsi, Gunung Marapi berada pada Status Level II (Waspada).

(*/TRIBUN-MEDAN.com) 

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Berita Terkini