TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Langkah Bobby Nasution bergabung ke Gerindra disebut sebagai langkah alternatif usai posisinya melemah di Golkar.
Hal itu disampaikan pengamat politik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Faisal Riza.
"Langkah Bobby masuk ke Gerindra dapat dibaca sebagai, langkah alternatif, ketika posisinya di Golkar melemah setidaknya dalam dua minggu terakhir. Di sisi lain Ijeck lebih menunjukkan keseriusannya maju melalui Golkar," kata Riza kepada Tribun Medan, Kamis (23/5/2024).
Riza mengatakan, kehadiran Bobby di Gerindra baru dilakukan usai pendaftaran sejumlah partai telah ditutup.
Riza melihat, masuknya Bobby ke Gerindra sebagai bagian proses dinamika yang pelik sebagai calon Gubernur Sumut.
"Kehadiran Bobby di Gerindra sendiri baru terjadi setelah tutup pendaftaran penjaringan calon, dia hadir dan deklarasi sebagai kader. Ini skemanya bagaimana internal Gerindra, apakah menerima calon di luar pendaftaran atau bagaimana," kata Riza.
"Langkah Bobby ke Gerindra seolah mengandaikan ketidakmulusan kerja politik yang dikembangkannya beserta tim, sehingga yang tadinya menganggap tidak perlu datang ke DPD provinsi, sekarang harus datang dan deklarasi. Tampaknya, situasi dinamika politik cukup kompleks bagi Bobby untuk sekedar mendapatkan dukungan parpol," tutur Riza.
Bergabungnya Bobby ke Gerindra pun disebut membuka poros ketiga dalam kontestasi pemilihan Gubernur Sumut.
Apalagi Bobby telah mendapatkan rekomendasi Gerindra, PAN hingga Demokrat.
"Kalau dibaca trennya kemungkinan Gerindra akan mencalonkan Bobby Nasution, bergabung bersamanya PAN dan Demokrat. Koalisi ini setidaknya mengantongi 24 kursi, cukup untuk mengusung pasangan calon," lanjut Riza.
Tiga Partai Dukung Bobby
Riza mengatakan, kehadiran Bobby membuka poros ketiga sebagai calon Gubernur Sumatera Utara.
Riza mengatakan, Golkar lebih cenderung mendukung Musa Rajekshah atau Ijeck dengan 22 kursi. Sementara PDIP diprediksi akan mendukung Edy pada pemilihan Gubernur Sumut.
"Poros pertama, Golkar 22 kursi. Cukup untuk mencalonkan Ijeck sendiri, dan tampak terbuka pada koalisi partai lain.
Kemudian, PDIP punya 21 kursi, cukup mengusung pasangan calon. Ada beberapa nama disebut seperti Edy Rahmayadi, Nikson Nababan. Partai ini juga membuka koalisi bergabungnya partai lain. Dari sini kita bisa simulasikan adanya tiga poros dalam kontestasi Pilgub Sumut 2024," kata Riza.
Meski begitu lanjut Riza, potensi Bobby didukung Golkar masih mungkin terjadi. Jika hal itu terjadi jika nantinya Ijeck tak mendapatkan rekomendasi Golkar.
"Soal peluang Ijeck dan Bobby di Golkar masih dinamis. Jika kita anggap Ijeck di Golkar maka Bobby akan di Gerindra dan koalisi sebagai poros ketiga," tutup Riza.
(cr17/tribun-medan.com)