"Pelaku ini setau kami tidak ada kerjaannya," ujar Junaidi, Sabtu (17/8/2024).
Junaidi menambahkan, pelaku menghabisi nyawa korban bernama Ariandi (42) menggunakan senapan angin laras panjang.
"Kalau awal mula kejadiannya kami gak tau, karena kami ditelepon warga langsung kami ke lokasi kejadian," ujar Junaidi.
"Tiba-tiba korban sudah dibawa ke RS Pertamina Pangkalan Brandan. Dan polisi pada waktu itu langsung menyebrang ke Desa Perlis," sambungnya.
Pelaku sebelum diringkus polisi ternyata sempat melarikan diri. Namun upaya melarikan diri tersebut gagal di tangan warga.
"Pelaku sempat ditangkap warga, tapi lepas dia lari. Sempat nyemplung ke air, tapi tetap dapat ditangkap warga lagi," ujar Fitri Andayani anak Ariandi.
Fitri menjelaskan, aat ini bingung siapa yang menafkahi dirinya dan kedua adiknya pasca ayahnya tewas.
"Adik saya masih kecil, siapa lah yang mau menafkahinya. Tau lah Desa Perlis itu susah cari duit," ujar Fitri.
"Adik saya satu masih tiga tahun, dan satunya lagi masih SD kelas VI. Itu nangis aja adik saya," sambungnya.
Tak hanya itu, Fitri mengungkapkan jika ayahnya bernama Ariandi sempat ditembak pelaku berinisial Ah sebanyak dua kali menggunakan senapan angin.
Namun pada tembakan kedua, peluru tak mengenai tubuh Ariandi.
"Mulanya awak tak tau ada kelahi. Tapi sebelumnya istri pelaku sudah berkelahi dengan tetangga belakang sejak siang sampai malam hari. Rumah dilempari dan ditendang-tendang. Jadi karena kondisinya adik saya lagi sakit, keluar lah ayah saya dari rumah, bilangi kalau anaknya lagi sakit, kenapa ribut-ribut," ujar Fitri.
Lanjut Fitri, karena hal itu, alhasilnya berkelahi mulut ayahnya dengan pelaku.
"Saya tak ada, saya dengar dari emak yang bercerita. Kemudian pelaku bilang, tunggu aku pulang ambil tembak ya, kata pelaku. Mendengar itu, saya langsung lari pulang dari rumah kawan," ujar Fitri.
Dikira hanya gertakan, ternyata benar pelaku Ah membawa senapan angin ke rumah Ariandi.