“Kami bermimpi, Kriken akan jadi salah satu oleh-oleh khas Medan, jadi kalau orang ke Medan tuh carinya Kriken. Mudah-mudahan, produk kami ini kualitasnya bisa terjaga terus agar para konsumen bisa repeat order,” ucapnya.
Ibu dari dua orang anak ini mengaku, dinas Kota Medan maupun provinsi turut serta membantu usahanya untuk mengikuti berbagai event, bazar maupun pameran yang terdapat di Kota Medan.
“Dinas-dinas Kota Medan maupun provinsi selalu menginformasikan kepada kita kalau ada bazar, pameran atau business matching untuk ketemu calon-calon buyer, kami selalu diikutkan. Karena Alhamdulillah, banyak sekali yang minat untuk mengonsumsi keripik kentang. Saya melihat, Kriken ini salah satu produk yang laku dan selalu sold out. Itu kenapa, orang dinas atau pihak ketiga sering mengajak kami karena barangnya suka habis,” ucap Fifin.
Fifin pun mengaku, sudah mendaftarkan usahanya untuk membayar pajak.
“Di tahun 2023, kami sudah berkontribusi untuk membayar pajak. Yang mana, untuk UMKM yang sudah dikenakan pajak artinya beromzet di atas Rp 500 juta,” tuturnya.
Tak hanya melibatkan mahasiswa dalam usahanya, Fifin juga bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) untuk membuka pelatihan bagi para mahasiswa dalam menciptakan hingga memasarkan produk.
“Di tahun ini, kami mulai aktif mengajak anak muda atau masyarakat yang mau memulai usaha, yuk diskusi dengan saya, gratis. Jadi saat ini kami juga bekerja sama dengan UMSU untuk menciptakan wirausahawan muda. Di sini, mahasiswa belajar menciptakan produk, kita sama-sama berdiskusi untu menciptakan produk yang maunya mereka serta bagaimana melakukan pemasaran,” kata Fifin. (cr34)