tautan yang dibagikan akun Facebook tersebut menggunakan WhereGoes, untuk mengetahui situs yang dituju.
Hasil penelusuran menunjukkan, tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kementan.
Sementara itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan melalui akun Instagram resmi, 29 November 2024, telah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai informasi tidak benar terkait program Petani Milenial.
Menurut BPPSDMP, banyak akun media sosial palsu yang menyebarkan informasi tidak benar tentang program Petani Milenial atau Brigade Pangan.
"Jangan mudah percaya pada link atau akun yang tidak resmi. Pastikan hanya mendapatkan informasi langsung dari website resmi Kementerian Pertanian atau Dinas Pertanian daerahmu di pertanian.go.id," demikian imbauan BPPSDMP.
Klaim peserta Brigade Pangan akan mendapatkan gaji Rp 10 juta juga tidak benar. BPPSDMP mengatakan, angka tersebut bukan gaji, tetapi potensi penghasilan dari usaha pertanian.
Cara mendaftar menjadi Brigade Pangan adalah sebagai berikut:
- Petani mengajukan pembentukan Brigade Pangan ke BPP melalui penyuluh pertanian setempat
- Petani melakukan musyawarah untuk pembentukan Brigade Pangan
- Petani menyiapkan berkas persyaratan dan menyerahkan ke penyuluh dengan diketahui oleh Kepala Desa /Babinsa setempat
- Admin Simluhtan menginput Brigade Pangan
- BPP melaporkan Brigade Pangan yang sudah terdaftar ke Dinas Pertanian dan Perkebunan di Seksi Penyuluhan
- Kelompok tani ditetapkan sebagai peserta program Brigade Pangan oleh Kepala Dinas setempat
Dari penelusuran ini, dapat dipastikan informasi yang ada di media sosial tersebut merupakan link palsu alias hoaks.
BPPSDMP Kementan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai informasi tidak benar terkait program Petani Milenial.
Program Petani Milenial
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, tujuan program Petani Milenial sebenarnya untuk mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan produktivitas untuk mendukung visi Presiden yaitu swasembada dan juga lumbung pangan dunia.
“Mereka yang akan menjadi ujung tombak pertanian masa depan karena menggerakan roda ekonomi dan juga memiliki kemampuan untuk mentransformasi pertanian tradisional ke modern,” jelasnya, dikutip dari Tribun Jateng.
Pasalnya, sektor pertanian masih kurang diminati oleh para kaum muda, padahal menjadi poin penting dalam keberlangsungan hidup di negara Indonesia.
Maka dari itu program Petani Milenial dibuat untuk bisa menjaring para kaum muda sehingga bisa terjun langsung pada sektor pertanian.
Keuntungan yang didapatkan oleh petani milenial juga ditargetkan bisa mencapai minimal Rp10 juta per bulan.
Melansir rilis Kementan, Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti mengatakan, setiap petani berpotensi memiliki pendapatan lebih dari Rp 10 juta per bulan.