Ia mengatakan kerabatnya tersebut bertindak sebagai perantara antara dirinya dan mempelai wanita.
Bahkan kerabatnya tersebut juga mengatur seluruh pesta pernikahan mereka.
Mempelai pria mengaku belum pernah bertemu dengan calon istrinya tersebut.
Mereka hanya berbicara di telepon selama seminggu sebelum pernikahan.
"Saya ingin mencari calon istri dan meminta bantuan kepada salah satu kerabat," ucap mempelai pria.
"Dia mengatakan memiliki kenalan yang juga ingin menikah. Lalu dia memberikan nomor ponsel wanita tersebut dan kami berkomunikasi melalui telepon."
"Selama berkomunikasi, kami merasa cocok satu sama lain dan sepakat untuk segera menikah," lanjutnya.
"Dia (pengantin wanita) meminta kami untuk bertemu pertama kali di pesta pernikahan, sebagai kejutan. Jadi saya menyetujuinya."
"Untuk pesta pernikahan, saya menyerahkan semuanya ke kerabat dan pengantin wanita."
Situasi menjadi tegang sehingga tetua dari Desa Singa segera menghubungi polisi.
Polisi tiba dan segera menginterogasi pengantin pria.
Pengantin pria memberikan nomor ponsel kerabatnya yang sempat melarikan diri.
Ketika polisi menghubunginya, perantara tersebut mengatakan bahwa sudah menemukan pengantin wanita.
Namun pengantin wanita telah mengonsumsi zat beracun dan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.
Ia mengatakan kondisi pengantin wanita tidak memungkinkan untuk mengadakan pesta pernikahan.