Inovasi We Are Fines dan USAT: Masalah Kepasiran Teratasi, PEP Rantau Field Hemat hingga Miliaran
Inovasi ini merupakan langkah perbaikan berkesinambungan dari PEP Rantau Field untuk mengatasi masalah kepasiran di sumur minyak yang tergolong matur
Penulis: Truly Okto Hasudungan Purba | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
Sedangkan USAT, terang Andi, hadir sebagai teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan lifetime (masa operasi) pompa yang memiliki masalah kepasiran dengan menambahkan aksesoris pada pompa ESP. Dalam praktiknya, pompa ESP yang mengalami kerusakan dikarenakan pasir ikut naik ke permukaan bersama aliran fluida.
Melalui inovasi USAT, tim menambahkan aksesoris USAT di tengah lapisan tubing pompa. Aksesoris USAT ini akan menahan pasir di dalam sumur yang mengalami fallback. Dengan cara ini, pasir tidak akan jatuh atau masuk ke pompa. “USAT akan membuat pasir terpisah dari aliran fluida dan terjatuh pada sela antara USAT dengan tubing. Selanjutnya pompa sedang beroperasi dengan baik untuk mengalirkan fluida ke permukaan,” kata Andi.
Dikatakan Andi, dari 87 sumur di PEP Rantau Field, 29 diantaranya menggunakan pompa jenis electric submersible pump (ESP). Sedangkan sisanya menggunakan pompa jenis hydraulic pumping unit (HPU) dan sucker rod pump (SRP). “Khusus pompa HPU dan SRP, sudah menggunakan inovasi saber. Artinya, teknologi USAT kini hanya diperuntukkan bagi pompa jenis ESP,” katanya.
Andi menjelaskan, keberhasilan metode We Are Fines untuk mengatasi masalah kepasiran telah dibuktikan di sumur P-455. Sebelum implementasi diterapkan pada 21 Januari 2024, perawatan sumur menggunakan air asin (AA) dengan run life masa produksi sekitar 90 hari dengan temuan adanya pasir setinggi 126 meter di dalam lubang sumur. Setelah menggunakan metode We Are Fines melalui injeksi KCl dengan konsentrasi 7 persen, run life sumur P-455 menjadi lebih lama yaitu 222 hari dan sumur masih berproduksi (onstream) hingga saat ini.
“Metode We Are Fines juga terbukti efektif dalam mengurangi kehilangan produksi, penghematan biaya perbaikan pompa, dan menurunkan konsumsi energi saat perawatan sumur hingga sebesar 1.454,4 GJ,” ujarnya.
Sedangkan keberhasilan teknologi USAT dapat dilihat di sumur P-420. Sebelum implementasi pada akhir 2023, lifetime pompa hanya enam hari, 15 hari, dan 29 hari. Namun, setelah implementasi teknologi USAT dimulai tanggal 18 Januari 2024, lifetime pompa naik drastis menjadi 462 hari. “Kini potensi kehilangan produksi sumur P-420 turun dari 23 persen menjadi empat persen. Selain itu, tidak terjadi insiden selama fabrikasi dan implementasi di lapangan. Artinya performa HSSE ada di level excellence 100 persen,” kata Andi.
Kehadiran teknologi USAT ini mendapat sambutan positif dari mitra Pertamina, PT. Western Electric Submersible Pump Indonesia. Manajer Operasi PT. Western Electric Submersible Pump Indonesia, Budi Lubis mengatakan, sebagai pemasok kebutuhan pompa ESP di sumur Pertamina, pihaknya menilai pemasangan aksesoris USAT telah menunjukkan peningkatan signifikan terhadap performa pompa ESP. Selain itu, berdampak positif pada menurunnya frekuensi kegagalan akibat masalah kepasiran.
“Teknologi ini terbukti efektif dalam membantu mengendalikan produksi pasir tanpa mengurangi produksi sumur. Saat ini, kami pun telah melakukan replikasi USAT untuk dipasangkan ke sumur lainnya,” kata Budi.
Biaya Murah, Penghematan Capai Rp 30 Miliar
PETROLEUM Engineering PEP Rantau Field, Andi Surianto Sinurat mengatakan, hal menarik dari inovasi We Are Fines dan USAT adalah biaya produksi yang tergolong murah. Khusus USAT, biaya produksi setiap aksesoris hanya Rp 2.784.000 dengan estimasi runlife selama satu tahun. Biaya ini digunakan untuk biaya material dan biaya manpower (tenaga kerja). Material yang diperlukan untuk merakit USAT diantaranya mata bor, tubing, tubing coupling, dan kawat. Proses pengerjaan juga tidak lama, hanya tiga hari.
“Kelebihan aksesoris USAT ini setelah digunakan diantaranya jika pompa tersumbat dapat melakukan reserve circulating. Selain itu mampu mencegah pasir kembali ke pompa yang dapat mengurangi efisiensi pompa,” kata Andi.
Sedangkan metode We Are Fines, sama sekali tidak membutuhkan biaya produksi. Nihilnya biaya, kata Andi dikarenakan metode ini hanya memanfaatkan data produksi semua sumur di Rantau yang dikombinasikan hasil studi Lemigas. “Ketika pompa tidak beroperasi karena mengalami masalah kepasiran, kami cukup melihat history sumur. Tak perlu waktu lama, kami sudah dapat menentukan treatment apa yang cocok dilakukan di sumur tersebut,” ujar Andi.
Meskipun biaya produksinya tergolong murah, namun kedua inovasi ini memberikan penghematan hingga miliaran rupiah bagi korporasi. Hingga 31 Desember 2024, metode We Are Fines telah diterapkan di enam sumur (P-398, P-445, P-406, P-455, P-391, dan P-414). Terhitung sejak 1 Januari hingga 31 Desember 2024, penghematan biaya RIG dan PES mencapai total Rp 3,3 miliar. Sedangkan penyelamatan dari potensi kehilangan produksi mencapai Rp 6 miliar.
“Saat ini metode We Are Fines sudah diterapkan di seluruh sumur minyak dalam pengelolaan PEP Rantau Field. Kami optimistis, penerapan menyeluruh ini akan meningkatkan penghematan yang semakin meningkat di tahun 2025,” katanya.
Sementara itu, teknologi USAT hingga September 2025 telah diterapkan di tiga sumur (P-420, P-383, dan P-406). Terhitung sejak Januari 2024 hingga September 2025, penghematan biaya RIG dan penyelematan kehilangan produksi akibat pengerjaan RIG di tiga sumur mencapai Rp 3,3 miliar. Sedangkan penambahan pendapatan dari produksi tiga sumur sudah mencapai Rp 21, 4 miliar. “Hingga Desember 2025, kami memproyeksikan penambahan pendapatan dari tiga sumur sebanyak Rp 3,4 miliar. Artinya, dari penerapan teknologi USAT ini, value creation PEP Rantau Field akan mencapai total Rp 30,3 miliar,” lanjut Andi.
| Motor Brebet Makin Banyak di Jatim, Petugas SPBU: Warna Pertalite Kini Berbeda, Bau Lebih Menyengat | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Cara Mengatasi Masalah Motor Brebet Setelah Diisi Pertalite | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Siapa Dua Tokoh Nasional yang Tekan Karen Agustiawan untuk Perhatikan Riza Chalid? | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Fasilitas Makin Membaik, Pertamina Terapkan Energi Bersih di Seluruh SPBU | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Profil Tanti Aulia Syafitri Lubis, Calon Dokter yang Tewas Terpanggang Mahasiswi Berprestasi | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.