81 Mahasiswa Penerima Beasiswa ADik Ikuti Wawasan dan Kebangsaan dan Bela Negara di Medan
Sebanyak 81 mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) asal Papua dan 3T mengikuti kegiatan Wawasan Kebangsaan.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Sebanyak 81 mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) asal Papua dan 3T mengikuti kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Afirmasi Pendidikan Tinggi Tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu-Jumat (22-24/10/2025) di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Utara di, Medan.
Ke-81 mahasiswa ini berasal dari empat perguruan tinggi di Sumatera Utara yakni: Universitas Sumatera Utara (14 orang), Universitas Negeri Medan (22 orang), Politeknik Negeri Medan (5 orang), Universitas Katolik Santo Thomas (26 orang) dan satu perguruan tinggi dari Aceh yakni Universitas Samudra (14 orang).
Dalam kegiatan ini, Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT) Kemendiktisaintek sebagai penyandang dana penyelenggaran memberi kepercayaan kepada Universitas Katolik Santo Thomas sebagai satu satunya dan pertama kalinya PTS dari seluruh Indonesia yang mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah dan menjadi Kampus penyelenggara kegiatan.
Ketua Panitia, Charles Sitindaon mengatakan, pihaknya menyampaikan apresiasinya atas dukungan seluruh pihak yang terlibat khususnya lima perguruan tinggi sebagai peserta. Rasa terima kasih juga disampaikan atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, khususnya PPAPT.
“Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan memperkuat karakter kebangsaan di kalangan mahasiswa penerima beasiswa Adik,” kata Charles dalam keterangan persnya yang diterima Tribun-Medan.com, Rabu (29/10/2025).
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta menerima empat materi pembinaan inti yang disampaikan narasumber dari kalangan akademisi dan militer. Materi disusun secara komprehensif untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan bela negara dalam konteks kehidupan modern.
Keempat materi tersebut adalah: Strategi Meraih Prestasi Akademik dan Tepat Waktu Beasiswa Adik (Beatus Tambaip selaku D=dosen Universitas Cenderawasih Jayapura dan mantan Rektor Universitas Musamus), Pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Kolonel Inf. Jhonson Sitorus, sebagai Staff Ahli Bidang Hukum Pangdam I Bukit Barisan), Profil Pelajar Pancasila (Mayor Hotder A. Simanjorang, sebagai Bidang Ahli Sosial Pangdam I Bukit Barisan), dan Pencegahan dan Penanggulangan Intoleransi, Radikalisme, Terorisme, dan Hoaks (Lettu Czi Sutisna sebagai Bidang Keamanan ZiDAM I Bukit Barisan).
“Selain pembekalan materi, kegiatan juga diisi dengan latihan fisik dan pembinaan kedisiplinan yang dipandu oleh pelatih dari TNI Kodam I/Bukit Barisan dan Zidam I/BB. Berbagai kegiatan dibagai menjadi empat pleton seperti kesamaptaan jasmani, baris- berbaris, outbound, hingga Harmonia Kebangsaan yang bertujuan menanamkan nilai kebersamaan, semangat pantang menyerah, dan kepemimpinan yang berintegritas. Latihan yang diberikan tidak hanya membentuk fisik, tetapi juga membangun karakter, disiplin, dan semangat juang mahasiswa,” ujarnya,” terang Charles.
Baca juga: Angkat Semangat Belajar dan Wawasan Kebangsaan, Satgas TMMD Asahan Ajak Siswa Cinta Tanah Air
Sementara itu, Rektor Universitas Katolik Santo Thomas, Maidin Gultom dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas seremonial, tetapi wadah penting untuk membangun karakter mahasiswa yang tangguh, disiplin, dan berjiwa nasionalis. “Sebagai akademisi di bidang hukum, saya ingin menegaskan bahwa bela negara adalah amanat konstitusi, bukan pilihan pribadi. Bagi mahasiswa, bentuk bela negara yang paling luhur adalah menegakkan hukum, menghormati hak sesama, berpikir kritis, dan menjaga akal sehat di tengah derasnya arus informasi palsu,” katanya.
Rektor menambahkan bahwa tantangan bangsa saat ini bukanlah perang fisik, melainkan perang terhadap disinformasi, intoleransi, dan polarisasi sosial. “Hari ini bangsa kita tengah diuji bukan oleh peluru, tetapi oleh hoaks dan kebencian. Di sinilah pentingnya wawasan kebangsaan: agar nalar kita kokoh, hati kita jernih, dan keputusan kita berpijak pada kebenaran, bukan emosi,” katanya.
Maidin berpesan kepada mahasiswa agar menjadikan kegiatan ini sebagai titik awal pengabdian kepada bangsa. “Beasiswa Afirmasi bukan hadiah, melainkan investasi negara kepada anak bangsa yang terpilih. Gunakan kesempatan ini untuk menjadi generasi yang cerdas, berkarakter, dan cinta tanah air,” pungkasnya.
Program ADik merupakan inisiatif pemerintah untuk memberikan akses pendidikan tinggi bagi putra-putri dari daerah 3T dan Papua. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh bantuan biaya pendidikan, tetapi juga dibekali nilai-nilai kebangsaan, bela negara, dan wawasan kepemimpinan agar mampu menjadi agen pembangunan dan pemersatu bangsa. (*/top/Tribun-Medan.com)
| SAAT Eks Pegawai Tuntut Gabung Lagi ke KPK, Rasamala Aritonang Ngaku Ogah Kembali:Saya Fokus Advokat |
|
|---|
| PKM Ibu Rumah Tangga dan UMKM Berbasis Pertanian, Pacu Semangat Kewirausahaan di Desa Purba Hinalang |
|
|---|
| Reformasi Polri Bukan Solusi, Cetak Biru Polri Sudah Ada |
|
|---|
| Aksi Sosial Yayasan Katadil Indonesia, Donasikan Pakaian Bekas Layak Pakai Kepada Masyarakat |
|
|---|
| UNIKA Santo Thomas Kukuhkan 303 Lulusan Sarjana dan Magister, Begini Pesan Rektor |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.