Berita Medan

Sandra Ruvina, Siswi Sutomo 2 Medan yang Go Internasional Lewat TechGirls 2025

Lahir di Medan pada 18 Mei, Sandra tumbuh dalam keluarga yang sangat suportif terhadap pendidikan.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
DOKUMENTASI
TECHGIRL 2025- Siswi SMAS Sutomo 2 Medan, Sandra Ruvina Limneus, menjadi salah satu wakil Indonesia di program internasional TechGirls 2025 di Amerika Serikat. Ia kini aktif mengembangkan proyek FinVerse, mengajarkan literasi keuangan kepada pelajar di Medan. Dok. PRIBADI 

Kini, ia tercatat sebagai peraih Medali Perunggu OSN Ekonomi 2024 dan Medali Perunggu IEOxWic 2025, dua pencapaian yang semakin mengukuhkan tekadnya untuk terus belajar di bidang ekonomi dan teknologi.

Sandra tak pernah merasa berjalan sendiri. Support keluarga, teman dan guru disebutnya selalu menyertai langkahnya.

“Yang paling support itu family, friends, dan guru-guru,” katanya.

Teman-temannya, ia sebut, menjadi penyemangat utama di masa-masa berat. “Mereka selalu bilang work hard, play hard. Kalau aku ragu, mereka kasih advice dan dorongan. Begitu juga guru-guru, terutama waktu aku belajar dua tahun buat OSN. Perjuangannya nggak gampang, tapi mereka selalu ada buat bantu.”

TechGirls, Titik Balik yang Mengubah Pandangan

Tahun 2025 menjadi salah satu momen paling berkesan bagi Sandra. Ia terpilih sebagai peserta TechGirls 2025, program pertukaran pelajar perempuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang digelar Pemerintah Amerika Serikat.

“Awalnya aku tahu dari guru bahasa Inggris di sekolah yang share info sharing session. Aku ikut, terus tertarik banget, akhirnya daftar. Setelah nulis esai dan wawancara dengan staf Kedutaan AS, aku dinyatakan lolos,” katanya bangga.

Selama tiga minggu di Amerika, Sandra bersama 120 peserta lain dari 38 negara menjalani serangkaian kegiatan di Washington DC, Virginia, dan Austin, Texas.

“Di Virginia Tech aku masuk ke Rhythm Pot, grup yang belajar music programming dan website building. Itu pengalaman yang luar biasa. Aku bisa ketemu perempuan-perempuan muda yang passionate banget di STEM,” ujarnya.

Baginya, TechGirls membuka mata tentang pentingnya peran perempuan di dunia teknologi.

“Di sana aku lihat perempuan bisa berdiri sejajar dengan laki-laki di bidang STEM. Aku juga belajar bahwa teknologi itu bukan hanya untuk cowok,” ucapnya.

FinVerse, Dari Inspirasi Jadi Aksi Nyata

Sepulang dari Amerika, Sandra tidak ingin berhenti di titik pencapaian pribadi. Ia melanjutkan semangat itu lewat proyek sosial bernama FinVerse, bagian dari Community Action Project TechGirls.

“FinVerse itu organisasi kecil yang saya buat bersama beberapa teman dan social media coordinator. Fokusnya di literasi keuangan,” jelasnya.

Melalui akun Instagram dan kunjungan ke sekolah-sekolah, FinVerse telah menjangkau lebih dari 300 siswa di Medan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved