Medan Terkini

Sensasi Makan Sate Padang Pagi-pagi di Pasar Ramai Thamrin, Sudah Buka 28 Tahun dan Punya 3 Cabang

Ditengah pasar tradisional, pasar ramai Thamrin, asap putih membumbung, menyelinap dari sela-sela kios, kemudian menyebar.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
SATE PADANG- Momen pak Mansyur (kemeja biru), pemilik usaha sate Padang Pak Kumis atau populer Sate Padang Pasar Ramai Thamrin melayani pembeli, Senin (3/11/2025). Ia mengungkap alasannya berjualan sate Padang pagi-pagi karena ingin orang yang gak sempat makan malam, bisa menyantap sate pagi-pagi. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Di tengah pasar tradisional, pasar ramai Thamrin, asap putih membumbung, menyelinap dari sela-sela kios, kemudian menyebar.

Aroma daging berempah yang meneteskan minyak ke bara api dibawahnya membuatnya meletup-letup kecil, disertai asap.

Aroma ini seakan-akan menjadi petunjuk indra penciuman keberadaan sate Padang tersohor yang ada di pasar ramai Thamrin, Medan.

Sebab, dari kejauhan, semerbak daging sate sudah menyambut bikin ngiler.

Pertama kali datang, tiga orang sedang serius bekerja dibalik gerobak mengkilap berbahan stainless steel.

Yang satu mengipas-ngipas sate menggunakan kipas anyaman bambu, dan yang satunya lagi memotong ketupat, menyiram bumbu ke piring hingga menyajikan ke meja pelanggan.

Sedangkan satu lagi, namanya pak Mansyur, pria agak tua dengan ciri-ciri berkumis dan berjanggut mengangkat piring, maupun gelas bekas pelanggan.

Namanya 'Sate Padang Pak Kumis' sudah buka sejak tahun 1998 di pasar ramai, sebelah Thamrin Plaza Medan.

Bisa dibilang, pak Mansyur merupakan salah satu pelopor makan sate Padang pagi-pagi hingga sore di Kota Medan.

Karena sate Padang di Medan itu biasanya dijajakan mulai sore hari, hingga malam.

Lokasi jualan pak Mansyur cuma menyediakan kurang lebih 4 meja, dengan rincian 3 meja panjang dan 1 meja bundar kaca.

Tetapi yang membeli seperti gak berhenti-henti silih berganti.

Begitu ada selesai makan, langsung kembali terisi pembeli baru.

Saat diwawancarai, pak Mansyur mengatakan usahanya ini sudah berdiri sejak tahun 1998 atau sudah 28 tahun.

Diiberi nama sate Padang pak kumis karena ciri khasnya sebagai pria berkumis.

"Pak Kumis itu saya sendiri. Disini sudah buka sejak 1998,"katanya sambil tersenyum.

Suasana hiruk pikuk pasar tradisional sangat kental disini.

Sepertinya, semua sudah hafal, saling kenal dan akrab.

Pembeli lalu lalang, pedagang menawarkan dagangannya, dan para kuli panggul, maupun yang menggunakan troli juga terlihat sibuk bekerja melewati jalanan pasar yang agak basah, tapi bersih.

Pak Mansyur mengungkap alasannya kenapa jualan sate Padang mulai dari pukul 10 pagi hingga pukul 18:00 WIB.

Padahal, berjualan seperti ini seperti melawan arus budaya makan sate di Kota Medan yang biasanya sore hingga malam.

Ia menyebut karena banyak menerima masukan orang-orang juga ingin menyantap sate pagi hari.

Alasannya beragam, diantaranya tak sempat makan sate malam-malam.

"Terkadang kan, ada orang yang kepingin makan sate Padang pagi-pagi, harus cepat. Gak mesti sore,"ungkapnya.

"Biasanya memang dari sore. Supaya dapat semua, dari keinginan masyarakat,"sambungnya.

Sate Padang pak Kumis ini menyediakan 2 menu bumbu, kacang dan kuah Padang berwarna oranye bertabur bawang goreng diatasnya.

Untuk menu sate, ada daging sapi, ayam, kerang, lidah, hati hingga jantung.

Dalam seporsi berisi 5 tusuk sate, ketupat yang dibanderol seharga Rp 25 ribu.

Untuk yang di pasar ramai Thamrin, buka dari pukul 10:00 WIB hingga pukul 18:00 WIB.

Memiliki tiga cabang yakni di Kompleks Cemara Asri, Megah Kopi (Medan Johor) dan di Jalan Sutrisno.

"Ada cabang di Komplek Cemara Asri, Medan Johor (Mega Kupi) di Jalan Sutrisno."

(Cr25/Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved