Medan Terkini

Yayasan Rumah Ceria Medan Dorong Anak Disabilitas Belajar Mandiri Lewat Program Kemah Inklusif

Di balik wajah ceria puluhan anak disabilitas yang tengah berkemah di alam terbuka, tersimpan semangat besar dari Yayasan Rumah Ceria Medan (YRCM).

|
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
KEMAH INKLUSIF - Anak-anak disabilitas dan non-disabilitas binaan Yayasan Rumah Ceria Medan (YRCM) mengikuti kegiatan Kemah Inklusif di Kampung Outbound, Paya Bakung, Deli Serdang, baru-baru ini. Selama tiga hari dua malam, anak-anak diajak untuk belajar kemandirian, kepemimpinan, hingga edukasi sosial dalam suasana alam terbuka. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN — Di balik wajah ceria puluhan anak disabilitas yang tengah berkemah di alam terbuka, tersimpan semangat besar dari Yayasan Rumah Ceria Medan (YRCM).

Yayasan ini hadir sejak tahun 2019 dengan misi sederhana namun bermakna, menciptakan ruang belajar yang setara bagi anak-anak disabilitas dan non-disabilitas di Kota Medan.

Didirikan oleh Yuli Yanika atau akrab disapa Uye, YRCM lahir dari keprihatinannya melihat minimnya akses pendidikan yang layak bagi anak disabilitas.

Ia tidak sendiri bersama sahabat lamanya, Risa Riskayanti, alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2011, keduanya membangun wadah yang kini menjadi rumah kedua bagi puluhan anak dengan kebutuhan khusus.

Salah satu kegiatan andalan YRCM adalah Program Kemah Inklusif, yang mengusung konsep sekolah alam untuk melatih kemandirian, sosialisasi, dan kemampuan adaptasi anak-anak disabilitas.

Selama tiga hari dua malam, anak-anak belajar di alam terbuka mulai dari mendirikan tenda, mengenal kepemimpinan, hingga kegiatan edukatif seperti edukasi seksual anak dan remaja, Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), serta bahasa isyarat dan aksesibilitas.

“Program ini membantu mereka untuk berkembang di tempat baru dan belajar menyesuaikan diri. Jadi bukan hanya belajar akademik, tapi juga keterampilan hidup,” jelas Dinda, salah satu pengurus YRCM.

Yang menarik, di hari terakhir kemah, anak-anak disabilitas justru menjadi pengajar. Dalam kegiatan bertajuk “Goes to School”, mereka memberikan edukasi kepada siswa sekolah dasar di sekitar lokasi kemah, membawakan materi tentang bahasa isyarat dan edukasi seksual anak.

Menurut Dinda, momen ini menjadi kebanggaan tersendiri karena anak-anak yang selama ini didampingi tampil percaya diri berbagi ilmu kepada teman-teman sebayanya.

YRCM bukan hanya melayani anak disabilitas, tapi juga anak-anak non-disabilitas dari keluarga kurang mampu. Selain itu, program ini juga membuka ruang bagi volunteer untuk belajar tentang komunikasi, kesadaran aksesibilitas, hingga keterampilan psikososial.

Para relawan juga mendapat pelatihan dasar menjadi juru bahasa isyarat dan sertifikat pendidikan dasar.

“Harapannya dengan kemah inklusif ini, anak-anak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Mereka tahu bahwa mereka mampu, dan pengalaman itu akan terus mereka ingat,” ujar Dinda.

Dengan langkah-langkah sederhana namun berdampak besar, YRCM menunjukkan bahwa pendidikan sejati bukan hanya soal ruang kelas tapi soal kesempatan untuk tumbuh, memahami, dan saling menerima perbedaan.

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved