Berita Medan

Nasib Pilu Jumali, Rumah Hangus Terbakar Saat Jaga Anak yang Sedang Operasi Usus di Rumah Sakit

Menurut Jumali, api pertama kali muncul dari rumah semi permanen miliknya yang sebagian besar terbuat dari kayu.

TRIBUN MEDAN/HAIKAL
Jumali sedang mengangkut puing puing bangunan yang terbakar di Jalan Selebes, Gg. VII, Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan, pada Kamis (13/11/2025) untuk ditumpukan menjadi satu dan akan menjualnya. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Nestapa dialami oleh Jumali (53). Saat ia tengah menjaga anaknya, Yogi (25), yang menjalani operasi usus buntu di rumah sakit selama enam hari, rumahnya justru hangus terbakar.

Kebakaran terjadi pada Kamis (13/11/2025) dini hari, di rumahnya yang beralamat di Jalan Selebes, Gang VII, Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan.

“Rumah itu kosong, enggak ada yang tinggal kalau malam. Kalau siang saya sempat pulang sebentar untuk mandi dan makan, sorenya balik lagi ke rumah sakit. Sore itu enggak ada apa-apa, tapi malamnya tiba-tiba terbakar,” ujar Jumali dengan suara lirih saat ditemui Tribun Medan di lokasi kejadian.

Menurut Jumali, api pertama kali muncul dari rumah semi permanen miliknya yang sebagian besar terbuat dari kayu.

Tak butuh waktu lama, api pun menjalar cepat dan melalap seluruh bangunan.

“Karena rumah semi permanen dan banyak kayunya, jadi cepat terbakar. Beda sama rumah yang sudah tembok, enggak gampang terbakar,” tuturnya.

Saat tiba di lokasi, Jumali hanya bisa terpaku melihat rumahnya telah menjadi puing-puing. Tak ada satu pun barang berharga yang bisa diselamatkan.

“Pas saya datang, udah habis semua, enggak ada yang tersisa,” katanya dengan wajah pasrah.

Seluruh surat-surat penting dan uang tabungan sebesar Rp3 juta yang disimpan di dalam lemari kayu juga ikut hangus.

Padahal uang itu merupakan hasil kerja kerasnya dan satu-satunya simpanan untuk kebutuhan keluarga serta biaya pengobatan anaknya.

Selama menjaga anaknya di rumah sakit, Jumali mengaku tidak pernah mematikan lampu rumah karena khawatir terjadi pencurian.

“Saya takut kalau lampu dimatikan, nanti banyak pencuri masuk,” ujarnya.

Namun, upaya itu justru berujung musibah. Kebakaran diduga kuat disebabkan korsleting listrik.

Pria yang telah tinggal di lokasi itu sejak kecil ini kini harus menghadapi kenyataan pahit.

Istrinya telah lama meninggal dunia, sementara ia hidup bersama tiga anaknya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved