Berita Medan

Bicara Film Hadir di Medan, Pemerintah Genjot Kolaborasi Sineas dan Komunitas

Kegiatan ini menjadi ruang temu antara sineas nasional dan komunitas film Medan untuk menggali proses kreatif di balik film Tak Kenal Maka Taaruf.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
BICARA FILM- Para peserta, sineas Medan, serta perwakilan Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif berfoto bersama dalam kegiatan Bicara Film: Merayakan Kearifan Lokal Lewat Sinema di Cinepolis Lippo Plaza Medan, Rabu (19/11/2025). Acara ini menghadirkan sesi pemutaran film dan dialog kreatif untuk mendorong penguatan ekosistem perfilman daerah. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Upaya memperkuat ekosistem perfilman daerah kembali digaungkan Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif melalui penyelenggaraan Bicara Film: Merayakan Kearifan Lokal Lewat Sinema di Cinepolis Lippo Plaza Medan, Rabu (19/11/2025) malam.

Kegiatan ini menjadi ruang temu antara sineas nasional dan komunitas film Medan untuk menggali proses kreatif di balik film Tak Kenal Maka Taaruf, sekaligus dua film pendek karya sineas lokal, The Fanciful of Piso Serit dan Gurda Gurdi.

Direktur Film, Animasi, dan Video, Doni Setiawan, menegaskan bahwa subsektor film terus menunjukkan perkembangan positif dan menjadi subsektor unggulan ekonomi kreatif.

Ia mencatat, tahun lalu terdapat 285 judul film yang masuk ke Lembaga Sensor Film, sementara jumlah penonton bioskop mencapai 82 juta orang, dengan hampir 70 persen menyaksikan film nasional.

“Komunitas adalah ujung tombak ekosistem kreatif. Melalui kegiatan seperti Bicara Film, kami berupaya memastikan mereka punya ruang belajar, ruang berkarya, dan ruang berkolaborasi,” ujarnya.

Doni juga menekankan pentingnya sineas daerah memahami aspek komersialisasi karya film. Menurutnya, film bukan hanya karya seni, tetapi juga produk ekonomi yang perlu direncanakan secara matang dari sisi target penonton hingga potensi pendapatan.

Dalam kesempatan berbeda, Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dukungan pemerintah dalam memperkuat ekosistem film nasional yang berakar pada identitas budaya.

“Kearifan lokal adalah kekuatan kita di panggung global. Pemerintah hadir untuk memastikan ide-ide kreatif lokal memiliki ruang tumbuh dan berjejaring dalam ekosistem industri yang lebih luas,” katanya.

Pemutaran film Tak Kenal Maka Taaruf karya Mim Yudiarto memberi kesempatan peserta mempelajari proses adaptasi novel ke layar lebar, termasuk strategi menjaga esensi cerita dalam medium visual.

Sementara dua film pendek karya sineas Medan, The Fanciful of Piso Serit garapan Sutradara Ori Semloko dan Gurda Gurdi karya Sutradara Wahyu Ginting, menampilkan potensi budaya dan tradisi Sumatera Utara yang kuat secara visual maupun emosional.

Sutradara Ori Semloko menekankan pentingnya ruang diskusi berkelanjutan.
“Film menjadi medium untuk menerjemahkan kearifan lokal dalam bahasa yang mudah diterima audiens. Ruang diskusi dan apresiasi yang konsisten sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem kreatif daerah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, M. Odi Anggia Batubara, menyampaikan dukungan penuh terhadap sinergi yang dibangun melalui kegiatan ini.

“Kami mengapresiasi para sineas yang terus mengangkat kearifan lokal ke layar, sehingga mampu memperluas jangkauan narasi tersebut. Harapannya, kegiatan ini dapat melahirkan gagasan baru, peluang kolaborasi, dan semangat untuk terus berkarya,” katanya.

Kegiatan ini juga dihadiri Sekretaris Komisi II DPRD Kota Medan, H. Iswanda Ramli, S.E., serta Tenaga Ahli Menteri Bidang Perencanaan Keuangan dan Program Ekonomi Kreatif, Riwud Mujirahayu.

Para panelis yang hadir meliputi Mim Yudiarto (Penulis & Produser Tak Kenal Maka Taaruf), Shammir (Director of Photography), Ori Semloko, dan Wahyu Ginting.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved