Berita Medan
Suci Menangis ke Wali Kota, Cerita Penderitaan Korban Banjir Puluhan Tahun
Seorang warga, Suci, tak kuasa membendung air mata, saat menceritakan penderitaannya akibat banjir puluhan tahun.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Suasana haru menyelimuti kegiatan Sapa Warga yang digelar di Jalan Taman Sakura Indah, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan. Warga sampai menangis banjir yang selalu menjadi momok puluhan tahun hingga saat ini, Minggu (23/11/2025)
Seorang warga, Suci, tak kuasa membendung air mata, saat menceritakan penderitaannya akibat banjir puluhan tahun.
Dampak banjir selalu menghantui rumahnya di Kelurahan Ladang Bambu.
Dengan suara terbata-bata, wanita paruh baya itu mengadu langsung kepada Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas. Ia mengungkapkan bagaimana keluarganya berkali-kali terpaksa mengungsi setiap kali hujan deras mengguyur kawasan Jalan Bunga Kardiol–Jalan Bunga Gayong.
"Tolong lah Pak Wali. Kalau air sudah sepinggang orang dewasa, kami mengungsi ke rumah keluarga,” ucap Suci sambil menyeka air mata.
Ia menceritakan, banjir mulai parah setelah berdirinya Balai Benih Ikan Kota Medan di samping rumahnya.
Sebelum dibangun, area tersebut berupa sawah yang mampu menyerap air. Namun setelah tembok pagar dibangun, aliran air dari Lingkungan 3 pun mengarah langsung ke rumahnya.
Meski sudah merelakan tanah miliknya selebar 1,5 meter untuk dijadikan parit, namun saluran itu tetap tak mampu menahan debit air saat hujan deras.
“Sudah tak terhitung berapa kali banjir masuk. Sudah tiga kali saya ganti perabotan. Sekarang sudah tak ada lagi perabotan di rumah, takut rusak lagi,” lirihnya.
Banjir terakhir bahkan terjadi Rabu lalu. Suci mengungsi semalaman, dan keesokan harinya mendapati rumahnya dipenuhi lumpur.
“Saya bangun rumah di sana karena itu satu-satunya harta saya,” tambahnya, berharap pertemuannya dengan Wali Kota membawa titik terang.
Rico Waas: Jangan bersedih, Bu. Kita cari solusi terbaik
Mendengar keluhan itu, Wali Kota Medan Rico Waas langsung menenangkan Suci.
Ia memastikan Pemko Medan sudah meminta Dinas SDABMBK untuk turun mengecek lokasi dan memetakan seluruh jalur drainase.
“Kita lihat dulu jalurnya. Apakah paritnya hilang atau tersumbat. Dipetakan dulu agar strateginya tepat,” ujar Rico, sembari meminta Suci tidak lagi merasa sendirian menghadapi persoalan itu.
20 Tahun Banjir Tak Teratasi, Warga Sakura Indah Juga Keluhkan Banyak Masalah
Selain Suci, Ponidi Ketua Komplek Taman Sakura Indah juga menyampaikan keluhannya. Menurutnya, kawasan tersebut sudah lebih dari 20 tahun dilanda banjir, bahkan semakin parah sejak munculnya beberapa perumahan baru.
“Sekarang banyak rumah lebih rendah dari jalan. Hujan deras sedikit saja, air 20–30 cm pasti masuk. Kami berharap Pak Wali bisa mencarikan solusinya,” ungkap Ponidi.
Ia juga menyoroti jalan yang rusak, fasilitas olahraga yang terbengkalai, serta minimnya penerangan jalan lingkungan yang selama ini masih mengandalkan swadaya warga.
Menanggapi hal itu, Rico Waas mengatakan Pemko Medan akan memetakan ulang seluruh jalur air, termasuk opsi membuka aliran baru menuju Sungai Belawan serta pemasangan gorong-gorong tambahan.
“Kalau jalur airnya benar, banjir bisa kita reduksi. Kita akan koordinasi dengan pemilik lahan dan tim teknis,” ujar Rico.
Selain itu, Pemko juga tengah menyiapkan pemasangan cover slab di Jalan Sakura sebagai akses menuju kawasan wisata rohani, serta menertibkan Pasar Melati yang ditemukan banyak pelanggaran bangunan.
Fasilitas umum yang sudah diserahkan ke Pemko—mulai dari lapangan olahraga, lampu penerangan jalan, hingga jalur lingkungan—juga akan masuk prioritas perbaikan setelah masalah banjir ditangani.
Warga Apresiasi Kehadiran Wali Kota
Di tengah rangkaian keluhan, sejumlah warga menyampaikan rasa bangga atas kehadiran langsung orang nomor satu di Pemko Medan tersebut.
A. Sianturi bahkan mengusulkan agar pelebaran saluran menuju Sungai Belawan menjadi prioritas utama penanganan banjir di kawasan itu.
Rico Waas menegaskan, seluruh informasi dari warga sangat penting untuk merancang kebijakan yang tepat sasaran.
“Yang tinggal di sini bertahun-tahun adalah Bapak dan Ibu semua. Karena itu kami perlu mendengar langsung. Informasi dari warga membuat pekerjaan kami lebih tepat,” kata Rico sembari memohon doa agar Pemko Medan bisa bekerja maksimal.
Sebelumnya, Rico juga meninjau gotong royong massal, melihat kondisi jalan yang bergelombang, saluran air yang tak berfungsi maksimal, hingga titik-titik jalan yang masih gelap karena minim penerangan.
(Dyk/Tribun-Medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Riuh Penonton Medan Sambut Pemain Film Sampai Titik Terakhirmu, Kisah Cinta yang Menggetarkan |
|
|---|
| Glorieux Christmas Resmi Dibuka, Delipark Suguhkan Pohon Natal Megah Bernuansa Ungu |
|
|---|
| Klarifikasi Satlantas Polrestabes Medan Terkait Video Viral Pengembalian Berkas di SIM Keliling |
|
|---|
| Kapolrestabes Medan Ungkap Kronologi Pembakaran Rumah Hakim Khamozaro Waruwu: Pelaku Sakit Hati |
|
|---|
| Gojek Hadirkan Hemat Setiap Hari di Medan, Tarif Mulai Rp 6.000 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Warga-Suci-menangis-menceritakan-penderitaan-terdampak.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.