Berita Viral

NASIB Sulasno Tipu Warga Rp 700 Ribu Agar Cair Bansos, Ngaku-Ngaku Petugas PKH, Kini Babak Belur

Penipuan berkedok bansos terjadi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.  Pelaku bernama Sulasno, warga Desa Randuagung . 

Foto tangkapan layar video
NGAKU PETUGAS PKH - Pria bernama Sulasno tertunduk di depan warga yang jengah usai memergoki dugaan penipuan berkedok petugas PKH. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Pakel, Gucialit, Lumajang. 

Dari gerak-gerik pelaku yang nampak diketahui bahwa pelaku sengaja berkeliling ke rumah-rumah warga dengan mencari warga berusia tua. 

"Sudah dipukuli itu sebelum saya datang (ke TKP). Informasinya kan korbannya banyak bukan dari Desa Pekel saja. Katanya hampir semua di Gucialit dan Padang juga jadi korbannya," Beber Sampurno ketika dikonfirmasi. 

Di sisi lain, Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar memastikan telah mengamankan pelaku guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut. 

Status Sulasno diketahui belum tersangka lantaran masih diperiksa oleh petugas Satreskrim Polres Lumajang.

"Untuk latar belakang yang bersangkutan masih kami dalami. Yang jelas warga Lumajang. Untuk statusnya masih kami amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut," Jelasnya Kapolres.

Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Sempat Terlibat Ijazah Palsu dan Penipuan

Otak pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Ilham Pradipta, Dwi Hartono ternyata sempat terlibat kasus pemalsuan ijazah. 

Dwi Hartono merupakan otak pembunuhan Ilham. Dia menyewa 7 orang untuk melakukan penculikan serta pembunuhan terhadap Ilham di Jakarta Pusat. 

Polisi masih menggali motif aksi kejahatan dari Dwi Hartono. Dwi Hartono ditangkap bersama DH, YJ, dan AA di Solo. 

Namun beredar kabar bahwa Dwi Hartono membunuh Ilham lantaran pengajuan kredit fiktifnya ditolak. 

Kini Polda Metro Jaya menemukan fakta baru bahwa Dwi Hartono pernah terlibat kasus pemalsuan ijazah. 

"Benar (aktor intelektual)," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.

Informasi yang beredar, Dwi Hartono diduga sakit hati lantaran upayanya melakukan pinjaman atau kredit fiktif sebesar Rp 13 miliar diketahui oleh Ilham Pradipta.

Ilham Pradipta pun mencoret klausul peminjaman tersebut.

Dwi Hartono kemudian menyusun rencana untuk menghabisi nyawa mantan penyiar radio tersebut.

Baca juga: Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Pastikan Harga Avtur Sesuai Regulasi, Pasokan Kualanamu Aman

Baca juga: Nasib Alexander Arnold di Real Madrid, Belum Dipercaya di Skuad Utama Real Madrid, Xabi: Ini penting

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved