Berita Viral

Sujadi Sembelih 100 Ekor Kucing, Moci Hampir Disembelih, Ini Bahaya Mengonsumsi Daging Kucing

Sujadi (55) pria di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan mengaku sudah menyembelih 100 ekor kucing untuk dijual dagingnya.

Editor: Array A Argus
Sripoku
SEMBELIH KUCING- Sujadi (kanan), pelaku yang menyembelih dan menjual daging kucing dengan dalih daging kambing muda setelah diamankan polisi. Foto kiri adalah Moci, kuceng oren yang nyaris disembelih Sujadi. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Sujadi (55), pria di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan dengan entengnya mengaku sudah menyembelih lebih 100 ekor kucing.

Ia kemudian menjual daging kucing itu kepada warga.

Dalam aksinya, Sujadi berdalih bahwa daging kucing yang ia jual itu merupakan daging kambing muda.

Warga yang terkecoh membeli dan mengonsumsi daging kucing itu.

Baca juga: PENGAKUAN Sujadi Jual Daging Kucing Ngaku Kambing Muda, Sudah 100 Ekor Disembelih: Saya Tak Makan

"Setiap hari usai menangkap kucing di pemukiman warga dan di kawasan pasar Terminal Nendagung, saya langsung memotongnya di bawah jembatan kawasan Air Perikan," kata Sujadi di hadapan polisi.

Ia mengatakan, daging kucing yang dipotongnya tersebut dijual Rp 100 ribu per kilogramnya.

Agar aksinya tidak terendus petugas dan warga, ia pun menjual daging kucing itu dengan berkeliling.

Sujadi mendatangi permukiman warga, dan langsung menawarkannya kepada masyarakat.

Sialnya, aksi biadab Sujadi terbongkar.

Baca juga: Ragam Permintaan Uya Kuya Usai Jadi Korban Penjarahan, Mulai dari Kucing hingga Foto Bareng Istri

Saat dirinya menyembelih dan menguliti kucing, ada warga yang melihat dan merekam aksinya.

Polresta Pagar Alam pun bergerak, menangkap dan memproses hukum Sujadi.

MODUS - Sujadi, jagal kucing lebih dari 100 ekor, lalu jual dagingnya modus daging kambing. Punya siasat licik agar tak terendus.
MODUS - Sujadi, jagal kucing lebih dari 100 ekor, lalu jual dagingnya modus daging kambing. Punya siasat licik agar tak terendus. (Dok polisi)

Pasal Berlapis 

Sujadi, pria yang menjual daging kucing di Kota Pagar Alam terancam pasal berlapis.

Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Kota Pagar Alam Iptu Irawan Adi Candra.

"Penyidik menerapkan pasal berlapis. Pertama, Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang senjata tajam pasal 2 ayat 1 dengan ancaman 10 tahun penjara." 

"Kedua, pasal 363 tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman 7 tahun penjara. Selain itu juga pasal 302 ayat 2 KUHP tentang kekerasan terhadap hewan," tuturnya, Jumat (5/9/2025). 

Baca juga: TAMPANG Sujadi Penjual Daging Kucing di Sumsel, Lebih 100 Ekor Dipotong Ngakunya Daging Kambing

Irawan mengatakan, Sujadi ditangkap di Hotel Telaga Biru, Jalan Mayor Ruslan, Kecamatan Pagaralam Utara, polisi menemukan sejumlah barang bukti. 

"Barang bukti yang kami amankan antara lain satu ekor kucing jenis Anggora, dua bilah pisau tanpa izin, serta KTP atas nama pelaku. Dari keterangan saksi, pelaku ini sempat menjual daging kucing tersebut kepada masyarakat dengan dali kambing muda," jelas Iptu Irawan. 

Hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku telah melakukan aksinya selama sekitar empat bulan. 

Selama periode itu, ia telah menyembelih lebih dari 100 ekor kucing.

Baca juga: NASIB Pria Penjual Daging Kucing di Pagar Alam, Ngaku Sudah Potong 100 Ekor dan Beraksi 4 Bulan

Seekor Kucing Peliharaan Diselamatkan

Sujadi hampir saja memotong dan menyembelih Moci, kucing oren peliharaan warga.

Delisa, pemilik kucing mengatakan, Moci kucing miliknya sudah tidak pulang sejak dua hari lalu.

"Pada sore Rabu saya melihat di media sosial, dan terlihat Moci sudah diamankan di Polres Pagar Alam, " katanya.

Dirinya beserta keluarganya langsung mendatangi Polres Pagar Alam untuk memastikan bahwa memang kucing berwarna oranye alias oren itu adalah miliknya.

"Rasa sedih dan haru, yang saya rasakan. Tidak terbayangkan kalau Moci kucing kami ini di potong dan dijual," ucapnya.

Dirinya sangat berterima kasih kepada semua jajaran Polres Pagar Alam, yang telah menangkap pelaku penjagalan terhadap hewan ini.

"Atas nama masyarakat Kota Pagar Alam kami bangga kinerja petugas. Yang mana pelaku ini kurang dari 24 jam telah berhasil di tangkap," jelasnya. 

Bahaya Mengonsumsi Daging Kucing

Dikutip dari laman kemkes.go.id, kucing merupakan hewan peliharaan dan diatur dalam UU No. 41 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. 

Undang-undang tersebut membedakan ternak dan hewan peliharaan.

Secara umum, daging kucing bukan produk yang masuk kriteria untuk dikonsumsi manusia. 

Konsumsi daging kucing juga tidak mendapat jaminan keamanan pangan.

Baca juga: KONDISI 20 Ekor Kucing Uya Kuya yang ikut Dijarah Massa, Sherina Munaf: Kurus, Tulangnya Berasa

Kucing bukan termasuk hewan yang bisa disembelih di Rumah Potong Hewan, pun tidak ada standarisasi pemotongannya, sehingga tidak bisa dipastikan aman, sehat, dan utuh. 

Alih-alih dapat mengatasi diabetes, konsumsi daging kucing justru berisiko memunculkan efek ini pada kesehatan secara jangka panjang.

Sebuah penelitian berjudul Consumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implications (2015), disebutkan bahwa memakan daging kucing justru bisa sangat berisiko bagi manusia.

Berikut bahaya yang mengintai karena konsumsi daging kucing.

Baca juga: Rumah Uya Kuya Dijarah Massa, Kucing-kucingnya juga Diambil, Padahal Dirinya Sudah Minta Maaf

KUCING DALAM FREEZER - Ilustrasi kucing dan bangkai kucing dalam freezer. Seorang pria berinisial SH simpan puluhan bangkai kucing di freezer, padahal dikenal sebagai pecinta hewan.
KUCING DALAM FREEZER - Ilustrasi kucing dan bangkai kucing dalam freezer. Seorang pria berinisial SH simpan puluhan bangkai kucing di freezer, padahal dikenal sebagai pecinta hewan. (Ist/TribunJambi.com)

1. Infeksi penyakit toksoplasmosis

Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Meski hewan lain juga memiliki risiko paparan parasit ini, kucing diketahui menjadi inang utama T. gondii dengan berkembang biak di saluran ususnya. 

Pada kebanyakan orang, infeksi ini tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi, risiko efek samping meningkat pada individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. 

Parasit ini dapat memicu kista dalam tubuh dan memicu penyakit yang lebih serius di kemudian hari. 

Selain itu, infeksi toksoplasmosis juga berbahaya bagi ibu hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan.

Parasit ini dapat menular melalui plasenta ke janin dan meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, bahkan masalah kesehatan serius pada anak. 

2. Penyakit Lyme

Penyakit Lyme merupakan infeksi akibat bakteri Borrelia burgdorferi atau Borrelia mayonii.

Kedua bakteri tersebut disebarkan melalui gigitan kutu kucing.

Kucing tidak menularkan Lyme pada manusia. Akan tetapi, kutu yang berpindah dari kucing ke manusia berisiko menyebabkan masalah kesehatan.

Gejala infeksi Lyme meliputi demam, sakit kepala, kelelahan, hingga ruam kulit khas yang disebut eritema migrans.

Masalah kesehatan ini bisa diobati, tetapi mungkin menyebabkan efek samping jangka panjang.

3. Kontaminasi daging

Kucing bukanlah hewan ternak ataupun hewan konsumsi, sehingga tidak memiliki standarisasi jaminan keamanan pangan.

Daging hewan non-ternak mungkin menyebarkan meat borne disease alias penyakit yang ditimbulkan oleh kontaminasi bakteri pada daging yang dikonsumsi. 

Infeksi yang dimunculkan dari masalah ini pun beragam, mulai dari tuberculosis, brucellosis, salmonellosis, staphylococcal meat intoxication, taeniasis, trichinosis, sampai clostridiosis. 

4. Infeksi bakteri Clostridium botulinum

Bahaya makan daging kucing selanjutnya adalah risiko infeksi bakteri Clostridium botulinum.

Bakteri tersebut dikatakan dapat menghasilkan racun berbahaya (toksin botulinum) dan memicu kondisi botulisme. 

Meski relatif jarang terjadi, infeksi yang dapat menular melalui makanan ini terhitung serius.

Bakteri Clostridium botulinum menyebabkan toksin botulinum yang terbentuk dalam makanan terkontaminasi. 

Parahnya lagi, spora yang dihasilkan oleh bakteri tersebut tahan panas dan tersebar luas di lingkungan.

Termasuk anaerobik, bakteri ini berkecambah, tumbuh, dan mengeluarkan racun saat tidak ada oksigen. 

Infeksi botulisme dapat memunculkan gejala sembelit, kehilangan nafsu makan, lemas, hingga kehilangan kendali kepala secara tiba-tiba. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan meninggal dunia.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved