Berita Viral
Heboh Rektor UI Heri Hermansyah Diteriaki Zionis oleh Wisudawan Kampus, Ternyata Karena Hal Ini
Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah diteriaki zionis oleh ratusan wisudawan. Videonya pun viral.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah tengah viral di media sosial.
Ada sebuah video yang menunjukkan dimana Heri Hermansyah diteriaki Zionis oleh ratusan wisudawan.
Momen canggung itu terekam jelas dan tersebar di media sosial.
Baca juga: Profil Edy Rahmayadi, Eks Gubernur Sumut yang Didorong Jadi Menhan Prabowo, Pantaskah?
Dalam video itu, Heri Hermansyah yang tampak menggunakan toga dan jubah cuma bisa tersenyum kaku sambil mengangkat tangan.
Ia kemudian buru-buru mengatakan bahwa dirinya adalah alumni UI.
Dari informasi yang dirangkum Tribun-medan.com, peristiwa bermula saat sesi penggalangan donasi untuk “Dana Abadi UI”.
Bukannya menyambut baik ajakan penggalangan dana itu, ratusan wisudawan lantas meneriaki Heri Hermansyah sebagai Zionis.
"Zionis, zionis," teriak wisudawan yang terdengar jelas di dalam video.
Baca juga: Profil Mayjen TNI Joko Hadi Susilo, Pangdam Iskandar Muda yang Pernah Pimpin Pasukan Elite

Penyebab Lain Heri Hermansyah Diteriaki Zionis
Berdasarkan informasi yang dirangkum Tribun-medan.com, penyebab Heri Hermansyah diteriaki Zionis tak lepas dari kebijakannya saat mengundang Prof Dr Peter Berkowitz dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas Program Pascasarjana UI, Sabtu (23/8/2025) lalu.
Peter Berkowitz adalah seorang ilmuwan politik dan sarjana hukum asal Amerika Serikat yang dikenal luas sebagai akademisi dan penulis dengan fokus pada hukum konstitusional, konservatisme, dan politik internasional, khususnya isu Timur Tengah dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Baca juga: SOSOK Hilman Latief, Tokoh Muhammadiyah Bolak-balik Diperiksa KPK Soal Dugaan Korupsi Kouta Haji
Peter Berkowitz diketahui merupakan keturunan Yahudi yang diklaim sebagai pendukung gerakan Zionis.
Berkowitz juga dituding mendukung gerakan invasi Zionis di Gaza, Palestina.
Karena alasan itu, sejumlah mahasiswa dan wisudawan marah.
Mereka lantas meluapkan kemarahannya dengan meneriaki Heri Hermansyah sebagai Zionis.
Pernyataan Maaf
Di akun media sosial Instagram miliknya @heri.hrmansyah, Rektor UI ini lantas mengunggah foto saat dirinya bersama Duta Besar Palestina.
Lewat unggahannya di medsos IG, Heri Hermansyah menyebut bahwa UI sudah minta maaf atas kehadiran Peter Berkowitz.
Ia menyebut bahwa UI kecolongan atas hal itu.
"UI sdh minta maaf mengenai kecolongan pembicara akademisi tamunya ketua MWA UI di acara orientasi mahasiswa pascasarjana.
Rektor UI akan menjamin hal itu tidak akan terjadi lagi.
sebagai langkah kongkrit untuk mendukung Perjuangan Palestina, Rektor akan mendirikan UI Palestine Centre akan di bentuk bersama dengan UI SJP dan timnya yang saat ini sedang menggodognya.
Kita UI selalu mendukung Perjuangan Palestina.
Free Palestine," tulis Heri Hermansyah di akun Instagram miliknya.
Hampir Setahun Menjabat
Heri Hermansyah sudah hampir setahun menjabat sebagai Rektor UI.
Ia terpilih sebagai Rektor UI pada Senin, 23 September 2024.
Ia terpilih setelah berhasil meraup 18 suara, dalam penyelenggaraan pemungutan suara di Balai Sidang UI, Depok.
Dalam pemilihan itu, Heri Hermansyah mendepak dua kandidat lainnya.
Baca juga: Profil Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, Letting Kapolri Mantan Penyidik KPK Kini Jabat Kapolda Sulsel
Kedua kandidat lain yang sempat maju dalam kontestasi pemilihan Rektor UI tersebut yakni Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG (Fakultas Kedokteran UI), dan Teguh Dartanto, Ph.D. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI).
Dalam pemilihan itu, Ari Fahrial Syam cuma mendapat satu suara.
Sedangkan Teguh Dartanto mendapat empat suara.
Profil Singkat Heri Hermansyah
Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU lahir di Sukabumi, Jawa Barat 18 Januari 1976.
Dikutip dari Tribunnews.com, Heri Hermansyah merupakan akademisi berprestasi di Tri Dharma yang kemudian mengantarkannya menjadi Guru Besar termuda FTUI pada tahun 2013 di usia 37 tahun.
Baca juga: Profil Michelle Ziudith, Aktris Kelahiran Medan Bikin Heboh Usai Foto Mesra dengan Adi Sudirja

Sebelum mengawali karir sebagai dosen, Heri menimba ilmu di Fakultas Teknik UI pada jurusan Teknik Gas dan Petrokimia dari tahun 1994 - 1998.
Semasa mahasiswa, Prof Heri meraih sederet penghargaan diantaranya Mahasiswa Berprestasi UI Bidang Penalaran (1997), Mahasiswa Terbaik TGP FTUI selama 3 tahun berturut-turut pada tahun 1995 - 1997, dan juga meraih penghargaan Third Winner di Society Petroleum Engineer (SPE) Student Paper Contest (1997).
Heri sempat bekerja di International Trading Company selama kurang lebih 1 tahun, yang kemudian diminta untuk kembali mengabdi di almamater sebagai dosen.
Baca juga: Profil Brigjen Pol Pasma Royce, Karier Moncer Kini Jabat Wakapolda Jawa Timur
Setelah mengabdi sebagai dosen, Profesor Heri memperdalam keilmuan Teknik Kimia di Tohoku University, Japan dengan mendapatkan Master’s Scholarship dari Panasonic (2000-2003) dan PhD Scholarships dari Hitachi (2003-2006).
Prof Hei juga dosen Inti Riset dan Ketua Program Studi Teknologi Bioproses Universitas Indonesia selama enam tahun.
Ia menerima gelar PhD dan gelar master dari Departemen Teknik Kimia, Sekolah Pascasarjana Teknik, Universitas Tohoku, Jepang, masing-masing pada tahun 2003 dan 2006.
Dia pernah mendapatkan penghargaan IDB Bidang Sains Teknologi atas nama Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Indonesia, dan Bintang Satya Lencana dari Presiden Republik Indonesia.
Baca juga: Profil KH Douglas Toha Yahya atau Gus Lik Wafat Tinggalkan Duka para Jemaahnya
Pendidikan
- Sarjana, Universitas Indonesia, Indonesia
- Magister, Universitas Tohoku, Jepang
- Doktoral, Universitas Tohoku, Jepang
Keahlian Penelitian
- Rekayasa Proses Reaksi, Rekayasa Bioproses, Rekayasa Bioreaksi, Biokatalisis
Publikasi Terbaru
- Pemanfaatan jerami padi dan ampas tebu sebagai bahan baku berbiaya rendah menuju produksi asam suksinat yang berkelanjutan 2023
- Menuju proses yang efisien dan lebih ramah lingkungan untuk produksi furfural dari biomassa: Tinjauan tren terkini tahun 2022
- Optimasi Metode Ultrasonic—Assisted Extraction (UAE) Menggunakan Pelarut Eutektik Dalam Alami (NADES) untuk Meningkatkan Hasil Kurkuminoid dari Curcuma longa L., Curcuma xanthorrhiza, dan Curcuma mangga Val
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.