Berita Viral

MENOHOK Menkeu Purbaya Sentil Rocky Gerung yang Sering Remehkan Jokowi: Belajar Ekonomi Lagi Pak

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik Rocky Gerung gegara menyebut Presiden ke 7 RI Joko Widodo tidak bekerja untuk pertumbuhan ekonomi.

Kolase Tribun Medan
SINDIR ROCKY - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (kiri) dan Rocky Gerung. Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa tertawa saat memberikan sindiran terhadap akademisi Rocky Gerung yang kerap mengkritik Presiden RI ke-7, Joko Widodo. 

TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik Rocky Gerung gegara menyebut Presiden ke 7 RI Joko Widodo tidak bekerja untuk pertumbuhan ekonomi

Purbaya yang dikenal dengan gaya bicara blak-blakan menyuruh Rocky Gerung belajar ekonomi lagi. 

Purbaya menjelaskan Indonesia kemungkinan mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen pada tahun depan. 

"Jadi kalau kita menerima nasib dengan tumbuh 5 persen saja, sudah bagus tuh sudah bagus, ya kita dikutuk akan tetap berada di middle income trap seperti ini, seperti sekarang," kata Purbaya saat berbicara di Forum Great Institute, yang ditayangkan channel YouTube Inti Channel, Senin (14/9/2025).

Karenanya Purbaya mengaku senang ketika Presiden Prabowo mengatakan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen.

"Oh, saya senang juga. Oh, bagus nih kita kejar. Enggak gampang, tapi mungkin," katanya.

Purbaya mengatakan saat perang dagang dan perang di Rusia serta Israel berkecamuk, semua orang memperkirakan global akan hancur dan ekonomi akan hancur.

"Di dunia, di luar sana gelap gulita. Kita pun praktiknya akan suram. Indonesia cemas katanya," kata Purbaya.

Baca juga: MURKA Diselingkuhi, Pria Beristri di Padangsidimpuan Siram Wanita Simpanannya Pakai Air Keras

Baca juga: KRONOLOGI 7 Pekerja Tambang Freeport Terjebak Sejak Senin Malam: 30 Jam Menuju Lokasi Kegelapan

Ia menambahkan soal prediksi IMF saat itu.

"Waktu IMF mengeluarkan prediksi, Wah, Indonesia akan turun, ekonominya dunia akan turun. Saya bilang waktu itu ya. Jadi saya bilang, Jangan percaya IMF. Mereka enggak pintar-pintar amat," kata Purbaya.

Menurutnya saat itu, Purbaya ditegur karena pernyataannya.

"Saya ditegur tuh, kenapa kamu gaya koboy begitu? Tapi memang saya tahu mereka enggak pintar," jawan Purbaya disambut tawa hadirin.

Purbaya lalu memaparkan data pertumbuhan ekonomi yang menurutnya tak lepas dari peran Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat Presiden ke-7 Indonesia. 

Purbaya menampilkan grafik statistik sebagai bantahan terhadap narasi Rocky Gerung yang hadir pula dalam acara itu dan kerap mengkritik bahwa Presiden Jokowi tidak bekerja.

"Jadi saya mau ngritik Pak Rocky Gerung sedikit. Dia suka ngeledekin Jokowi nggak  ngapa-ngapain. Ini loh Pak," kata Purbaya ke Rocky Gerung sambil menunjuk titik dalam grafik yang disambut kembali tawa audiens.

"Jadi ini dipaksa intervensi langsung oleh Presiden (Jokowi) sampai ke sana. Jadi, Presiden Jokowi itu berjasa buat  kita walaupun di sampingnya ada saya sih," tutur dia, disambut tawa audiens lagi.

Dengan setengah bercanda, Purbaya pun meminta agar Rocky Gerung belajar ekonomi kembali.

"Jadi, Pak Rocky mungkin sedikit belajar ekonomi lagi, Pak," katanya yang disambut tawa audiens.

Dengan begitu, kata Purbaya, Rocky bisa paham apa hasil kerja dari pemerintahan.

Meski begitu, ia mengaku mengagumi Rocky Gerung.

"Gua senang bisa ngledek Rocky di sini. Kalau di sana dia berkuasa, di sini saya berkuasa," katanya.

"Pak Rocky setiap itu saya lihat tuh pidato Anda itu menarik sekali. Jadi saya ikutin ahli filsafat. Mumpung bisa kritik, saya kritik di sini," kata dia disambut tawa peserta yang hadir.

Dalam selipan canda yang tajam, Purbaya ingin menunjukkan bahwa kinerja pemerintahan tak selalu tampak di permukaan.

Tapi, menurutnya data berbicara.

Ia mengatakan kritik boleh, namun memahami angka-angka ekonomi yang menopang negara, juga sangat penting.

Purbaya meneruskan, setelah intervensi Jokowi kala itu, pertumbunuhan ekonomi diturunkan lagi.

"Ini yang Anda rasakan betapa tahun 2003, 2004 pertengahan sampai akhir itu, ekonomi susah lagi. Keluarlah Indonesia suram dan lain-lain. Bukan dari politik, tapi dari ekonomi yang dibunuh penyebab utamanya," kata Purbaya.

Sebelumnya Purbayamengungkapkan reaksi para bos bankir yang pusing akibat kebijakannya menurunkan stimulus Rp200 triliun.

Yakni Bank Himbara atau Himpunan Bank Milik Negara kelompok bank dengan mayoritas saham dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Bank Himbara yang menerima kucuran uang Rp200 triliun dari Bank Indonesia itu yakni BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, dan BSI. 

Dana pemerintah yang selama ini tersimpan di Bank Indonesia (BI) dipindahkan ke rekening bank Himbara. 

Tujuannya adalah agar dana tersebut lebih produktif dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Uang tersebut sudah mengalir ke bank-bank Himbara sejak Jumat (12/9/2025). 

Purbaya pun kemudian ditanya perihal apakah akan menambah kucuran dana tersebut. 

Pertanyaan itu dilontarkan wartawan saat konferensi pers bersama dengan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pada Senin (13/9/2025).

Menjawab pertanyaan tersebut, Purbaya kemudian mengungkapkan reaksi para bos-bos Bank Himbara menerima kucuran dana yang besar tersebut. 

Purbaya mengatakan bahwa bukan senang, para direktur Utama (Dirut) Bank tersebut justru kepusingan bagaimana caranya menyerap dana besar itu agar bisa menggerakkan roda perekonomian. 

Bahkan kata Purbaya, para Dirut Bank itu mengaku hanya mampu menyerap Rp7 triliun dari dana yang dikucurkan pemerintah. 

Namun kata Purbaya, pemerintah tidak mau tahu. Sejumlah bank Himbara itu harus putar otak agar dana tersebut benar-benar terserap dengan baik sehingga memutarkan roda perekonomian Indonesia. 

“Bank bilang apa? kata mereka saya hanya mampu menyerap Rp7 triliun,”

“Saya bilang enak saja, kasih ke sana semua, biar mereka yang mikir, jadi bukan saya saja yang mikir tapi mereka yang mikir,” papar Purbaya. 

Maka dari itu kata Purbaya, terkait dengan apakah pemerintah akan menambah stimulus ekonomi tersebut, hingga saat ini pemerintah masih melihat evaluasi di lapangan. 

“Soal tambah, nanti kita lihat kondisinya, sekarang saja sudah pusing,” ucap Purbaya. 

Sebagai informasi baik BNI, BTN, BRI, Bank Mandiri, dan BSI menerima dana stimulus dari pemerintah. 

Dana stimulus itu didistribusikan secara proporsional sesuai ukuran dan kapasitas bank sepert BRI, BNI, dan Bank Mandiri masing-masing Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, dan BSI Rp10 triliun.

(*/tribun-medan.com)

Artikel sudah tayang di wartakota

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved