Berita Viral
Sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Sudah Berdiri Satu Abad yang Dilaporkan Ambruk
Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur ambruk pada Senin (29/9/2025) sore. Ada 102 santri jadi korban.
Kedatangan KH Moch Abbas disambut baik masyarakat, sehingga pondok berkembang menjadi pesantren yang terus melanjutkan tradisi keilmuan dan pengajaran, seperti khataman tafsir Jalalain.
Soal tahun berdirinya pondok pesantren ini, masih menjadi perdebatan.
Beberapa sumber menyatakan pondok ini berdiri sekitar tahun 1926-1927.
Baca juga: Terungkap Cara Briptu Rizka Habisi Suami Sendiri, Ternyata Brigadir Esco Sempat Melawan
Namun pengasuh generasi ketiga, KHR Abdus Salam Mujib, menyatakan pesantren ini sudah ada sekitar tahun 1915-1920, berdasarkan catatan santri pertama dan cerita alumni sepuh.
Hal ini didukung oleh kisah rombongan alumni dari Yogyakarta yang orang tua mereka adalah santri pertama di Pondok Pesantren Al Khoziny sekitar tahun 1920.
Dalam sejarahnya, pesantren ini menjadi tempat menimba ilmu bagi banyak santri yang kemudian menjadi ulama besar di Indonesia, seperti KH M Hasyim Asy'ari (Tebuireng, Jombang), KH Abd Wahab Hasbullah (Tambakberas, Jombang), KH Umar (Jember), KH Nawawi (Pendiri Pesantren Ma'had Arriyadl Kediri), KH Usman Al Ishaqi (Surabaya), dan banyak ulama lainnya.
Baca juga: PILU Jupriadi 16 Tahun Jadi Guru Honorer Dipecat Gegara Ngeluh Pesan Politik di Grup WA Sekolah
Pesantren Al Khoziny menonjol dalam pengajaran kitab kuning dan nilai spiritual tarekat utama, menjadikannya pusat tradisi pesantren yang kaya dan berpengaruh pada perkembangan pendidikan Islam di Jawa Timur.
Lokasi pesantren ini berada di Jalan KHR Moh Abbas I/18, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, dan telah melampaui usia satu abad, menjadi bagian penting dari sejarah pendidikan Islam di daerah tersebut.

Kronologis Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk
Menurut informasi yang ada, peristiwa memilukan ini bermula saat puluhan santri sedang melakukan salat Ashar berjamaah.
Tiba-tiba saja, bangunan yang baru selesai pengecoran itu ambruk.
Ketua RT setempat, Munir mengatakan semalam santri meminta izin untuk melakukan pengecoran dengan alat kendaraan.
Baca juga: Profil Mateo Kocijan, Eks Pemain Persib Bandung Kini Kembali ke NK Tehničar 1974
Pengasuh Ponpes Putra Al Khoziny, KH Raden Abdus Salam Mujib, menyebut proses pengecoran musala dilakukan sejak pagi dan telah selesai pada siang hari.
“Proses pengecoran dari pagi, siang sudah selesai,” ujar Salam, dikutip dari Tribunnews.com.
Menurutnya, gedung yang runtuh itu merupakan bangunan tiga lantai yang direncanakan memiliki musala di lantai pertama serta ruang pertemuan di lantai dua dan tiga.
Salam menjelaskan bahwa pembangunan ini merupakan tahap akhir dari proses renovasi yang sudah berjalan selama beberapa bulan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.