Breaking News

Seragamn Baru TNI

Seragam Baru TNI Berwarna Sage Green dengan Pola Digital, Ini Maknanya

Seragam baru Tentara Nasional Indonesia (TNI) mulai dipakai secara resmi sejak 27 September 2025 dan diperkenalkan pada peringatan HUT ke-80 TNI.

Editor: Array A Argus
Tribunnews.com / Gita Irawan
Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita menggunakan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) TNI dengan corak loreng baru saat menghadiri acara di kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta pada Rabu (1/10/2025). Tandyo menjelaskan PDL dengan corak loreng baru tersebut akan digunakan oleh TNI secara serentak pada 5 Oktober 2025 mendatang. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Terhitung tanggal 27 September 2025, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggunakan seragam baru.

Adapun seragam baru TNI tersebut berwarna sage green.

Untuk motifnya sendiri, menggunakan corak digital.

Saat  peringatan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025), beberapa anggota TNI sudah mulai menggunakan seragam baru TNI tersebut.

Baca juga: Sinopsis dan Fakta Unik Seputar Drama Korea Genie Make a Wish

Bahkan, saat HUT TNI kemarin, Panglima TNI Agus Subiyanto sudah terlihat menggunakannya.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan, keputusan penggunaan seragam baru itu telah ditetapkan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

"Sage dengan warna sage green. Seperti yang rekan-rekan media lihat di sini dan mungkin lihat di beberapa pasukan sudah menggunakan atau prajurit juga menggunakan," kata Freddy, usai geladi bersih HUT ke-80 TNI di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2025) seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Meroket Awal Pekan, Cek Harga Emas Antam Medan dan Buyback 6 Oktober 2025

Alasan Pemilihan Sage Green

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan, penggunaan warna sage green pada seragam baru TNI ini berangkat dari hasil kajian bersama di Mabes TNI.

Ia bilang, pemilihan warnanya sudah melalui proses diskusi yang panjang.

Namun alasan utama pemilihan warna itu disesuaikan dengan sisi fungsi tempur, penampilan, serta kenyamanan penggunaan.

Dari sisi fungsi tempur, warna ini menyesuaikan dengan vegetasi di Indonesia.

Baca juga: SOSOK Jimmy Amsyah, Pengusaha Pengendara Harley Davidson yang Meninggal Terlindas Mobil Boks

"Setelah melalui pengkajian terkait dengan secara fungsi maupun secara nilai penampilan, performa, secara fungsi dari sisi tempur, bagaimana warna menyesuaikan dengan vegetasi Indonesia, warnanya, kemudian bagaimana tingkat kenyamanan dalam penggunaan, ya," ungkap Freddy.

Selain itu, seragam baru ini juga dinilai akan meningkatkan rasa bangga dan militansi prajurit.

“Dan itu pastinya akan memberikan rasa kebanggaan kepada prajurit," imbuh dia.

Dalam momen itu, Kapuspen juga terlihat menggunakan seragam Pakaian Dinas Lapangan (PDL) TNI yang baru.

Baca juga: SOSOK dr Larona Hydravianto, Dokter Heroik Selamatkan Santri Tertimbun Bangunan Pesantren Al Khoziny

Ia tak sendirian, sebab diapit oleh Kepala Dinas Penerangan masing-masing matra, yakni Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul, dan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana.

Mereka kompak menggunakan seragam PDL TNI yang baru.

Tentang Seragam Malvinas

Sebelumnya, TNI menggunakan loreng Malvinas.

Loreng Malvinas diadopsi dan digunakan pada PDL TNI sejak tahun 1982 dan digunakan lebih dari 40 tahun.

Baca juga: Pemena, Agama Pertama Suku Karo yang Mulai Tergerus Zaman

Nama "Malvinas" diambil dari Perang Falklands atau Perang Malvinas yang terjadi pada April-Juni 1982 antara Inggris dan Argentina di Kepulauan Falklands (Islas Malvinas).

Motif loreng ini sebenarnya adalah adaptasi dari pola Disruptive Pattern Material (DPM) milik Angkatan Darat Inggris yang terbukti efektif untuk kamuflase di medan berbukit dan hutan.

TNI mengadopsi pola ini karena cocok dengan medan tropis Indonesia yang didominasi hutan dan vegetasi lebat.

Baca juga: Penghasil Saldo DANA Gratis Oktober 2025, Cek Link Terbarunya

Sebelum Loreng Malvinas, TNI menggunakan berbagai variasi pola loreng yang belum terstandardisasi dari satuan ke satuan dan matra ke matra, seperti loreng hutan tropis, loreng macan tutul, dan pola campuran hijau cokelat yang disesuaikan dengan kebutuhan taktis.

Dengan pengambilan pola Malvinas, pada 1982 TNI mulai menggunakan satu identitas loreng seragam yang seragam dan standar nasional untuk seluruh prajurit dari ketiga matra (daratan, laut, udara). Pola ini berupa warna dominan hijau tua, cokelat tua, dan krem dalam blok-blok besar.

Loreng Malvinas menjadi ikon TNI dalam berbagai operasi militer, mulai dari operasi di Timor Timur, Aceh, Papua, hingga sebagai seragam misi perdamaian dunia.

Pola ini juga menjadi lambang visual yang kuat bagi TNI selama lebih dari empat dekade.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved