Breaking News

Berita Viral

SADIS Awal Mula Pria Ngamuk, Pak RT dan 3 Orang pun Ditikam, Kapolsek Ungkap Kondisi Pelaku

Sadis, awal mula seorang pria berinisial Y (45) mengamuk. Empat orang warga jadi sasaran penusukan.

Editor: Salomo Tarigan
ILUSTRASI/Tribun Timur/Lily
Ilustrasi Penusukan/Pria ngamuk tusuk sejumlah orang diamankan ke Polsek Cilandak. 

TRIBUN-MEDAN.com - Sadis, awal mula seorang pria berinisial Y (45) mengamuk.

Empat orang warga jadi sasaran penusukan.

Peristiwa ini terjadi di Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan.

Polisi mengamankan Y ke Polsek Cilandak.

Baca juga: MENGUAK Skandal Suap Proyek Jalan di Sumut, KPK Lakukan Pemeriksaan Massal: Terkini 16 Pejabat

Saat pemeriksaan, Y diduga sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

OGDJ adalah singkatan dari Orang dengan Gangguan Jiwa, yaitu individu yang mengalami kondisi gangguan kejiwaan yang mempengaruhi pikiran, perasaan, emosi, dan perilakunya, seringkali menyebabkan kesulitan dalam interaksi sosial dan rentan terhadap stigma serta pengucilan.

Baca juga: Daftar Nama 4 Perwira Resmi Naik Pangkat Dilantik Kapolri Jadi Komjen, 8 Jadi Irjen,15 Pecah Bintang

Penanganan ODGJ melibatkan kerjasama berbagai pihak, termasuk keluarga, masyarakat, perangkat pemerintah seperti Dinas Sosial dan Satpol PP, serta tenaga kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ.

Diketahui, pelaku ternyata tercatat pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus (RSK) Jiwa Dharmawangsa, Jakarta Selatan.


"Yang bersangkutan ini sudah pernah dirawat di rumah sakit ketergantungan mental di Dharmawangsa sama keluarganya," ujar Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase, Senin (6/10/2025).

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, pelaku juga pernah mengamuk di rumah.

Namun tidak sampai melukai seseorang.

Febriman mengatakan, sementara ini pelaku masih ditahan di Mapolsek Cilandak.

Nantinya, pelaku akan dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menjalani tes psikologi

"Pelaku sementara diamankan di Polsek Cilandak untuk diambilkan keterangan secara administrasi. Nanti akan dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, akan dilakukan konseling secara psikologi," ucap Febriman.

Kronologi Pria Ngamuk dan Menikam

Y mengamuk dan melukai empat orang.

Keempat korban mengalami luka tusuk, termasuk Ketua RT setempat bernama Wili.

Febriman Sarlase mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (5/10/2025) siang sekitar pukul 13.30 WIB.

"Ya, memang benar terjadi pada hari Minggu, tanggal 5 Oktober, lebih kurang pukul 13.30, telah terjadi penusukan," kata Febriman.

Febriman mengungkapkan, pelaku mulanya terlibat keributan dengan sang kakak.

Ketika itu pelaku memukul kakaknya dan seorang asisten rumah tangga (ART).

"Awal mulanya yang bersangkutan itu ribut dengan kakaknya. Ya, melakukan pemukulan. Nah, terus dibantu sama pembantunya, mau dilerai. Terus tetap pembantunya juga dipukul," ungkap Kapolsek.

Kakak pelaku kemudian lari ke luar rumah untuk meminta pertolongan kepada warga sekitar.

Tak berselang lama, Ketua RT setempat dan dua warga lainnya datang ke tempat kejadian perkara (TKP).

Namun, pelaku justru menusuk tiga orang yang hendak menenangkannya.

"Pelaku langsung mengambil senjata semacam kerambit ya. Ya, sehingga Pak RT dan tiga orang lagi yang membantu untuk melerai mengalami luka-luka," ujar Febriman.

Warga yang ketakutan kemudian menghubungi polisi. Pelaku akhirnya berhasil diamankan dan dibawa ke Polsek Cilandak.

"Pelaku langsung ditindaklanjuti dan diamankan, dibawa ke Polsek yang bersangkutan," tutur Febriman.

Berdasarkan foto yang diterima, pelaku memiliki tato di kedua lengannya.

Tato berbentuk hati juga terlihat di leher pelaku.

Karakteristik dan Dampak ODGJ:

Perubahan Perilaku: ODGJ dapat mengalami perubahan mendasar pada cara berpikir, perasaan, emosi, dan perilaku sehari-hari mereka.


Kesulitan Interaksi Sosial: Gejala gangguan jiwa seringkali menyulitkan ODGJ untuk berinteraksi dengan orang lain. 

Stigma dan Diskriminasi: ODGJ sering mengalami stigma (pandangan negatif) dari masyarakat, yang dapat menyebabkan mereka terpinggirkan dan kehilangan hak-hak sosialnya. 

Dampak Eksklusi Sosial: Akibat stigma, ODGJ bisa mengalami eksklusi sosial, termasuk pelecehan, kekerasan, dan tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan di lingkungan mereka, yang berpotensi memicu kekambuhan penyakit. 

Penanganan dan Dukungan:

Pelaporan dan Evakuasi: Masyarakat dapat melaporkan keberadaan ODGJ kepada pihak berwajib (Polisi, Satpol PP) dan tenaga kesehatan (Puskesmas) untuk mendapatkan penanganan dan evakuasi ke fasilitas yang tepat, seperti RSJ. 

Kerjasama Lintas Sektor: Penanganan ODGJ melibatkan koordinasi antara keluarga, pemerintah daerah (Dinas Sosial), tenaga kesehatan (Puskesmas), dan lembaga sosial lainnya. 

Rehabilitasi: OGDJ menjalani rehabilitasi medik di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dan rehabilitasi sosial di shelter atau pusat edukasi masyarakat. 

Pemberdayaan: Upaya pemberdayaan, seperti usaha yang meningkatkan kemandirian dan produktivitas, juga dilakukan untuk membantu ODGJ. 

Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat?

Terbuka dan Mendukung: Keluarga dan masyarakat perlu bersikap terbuka dan memberikan dukungan kepada ODGJ untuk membantu proses penyembuhan dan meminimalkan kekambuhan. 

Melapor Jika Ada Kebutuhan: Jika melihat ODGJ yang membutuhkan bantuan atau membuat resah, masyarakat bisa melapor ke aparat desa, RT/RW, atau petugas kesehatan.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

 Sumber sebagian dikutip dari: Tribun Jakarta

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved