Berita Viral

PERMINTAAN TERKAHIR Bocah 9 Tahun Sebelum Meninggal: Mau Pindah Sekolah, Karena Dipukul Teman

Kasus TA bocah 9 tahun tewas diduga korban perundungan di sekolah mulai diselidiki polisi.

TRIBUN JATENG/IMAH MASITOH
DUGAAN PERUNDUNGAN - Siti Fatimah, ibu bocah SD di Wonosobo yang meninggal diduga menjadi korban perundungan di sekolah. Suasana berkabung masih menyelimuti rumah duka di Dusun Kenjer, Kelurahan Kertek, Kabupaten Wonosobo, pada Jumat (10/10/2025). 

Hasil Penelusuran Disdikpora

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo merespons kabar yang beredar mengenai dugaan perundungan yang disebut-sebut sebagai penyebab meninggalnya seorang siswa SD negeri di Kecamatan Kertek berinisial TA.

Kepala Disdikpora Kabupaten Wonosobo, Musofa menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penelusuran langsung ke sekolah terkait. 

Melalui Koordinator Wilayah (Korwil), tim Disdikpora bertemu dengan kepala sekolah serta guru-guru untuk mengumpulkan informasi.

“Kami sudah meminta keterangan dari pihak sekolah, baik secara lisan maupun dalam bentuk laporan tertulis mengenai situasi dari Agustus hingga Oktober 2025,” ungkap Musofa kepada Tribunjateng.com, Jumat (10/10/2025).

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa selama periode tersebut, sekolah tengah menjalani proses revitalisasi. 

Kegiatan upacara sempat ditiadakan, namun apel Hari Kesaktian Pancasila tetap digelar pada Rabu (1/10/2025).

Terkait informasi yang menyebut dugaan perundungan terjadi saat upacara, Musofa menegaskan bahwa siswa yang dimaksud tidak hadir pada hari itu karena sakit.

“Di rekaman CCTV juga tidak terlihat yang bersangkutan karena memang tidak masuk sekolah,” jelasnya.

Untuk menggali informasi lebih dalam, Disdikpora membentuk tim tambahan yang melibatkan pejabat dinas dan tokoh masyarakat. 

Tim ini ditugaskan untuk menemui orangtua siswa, Lurah setempat, serta pihak-pihak terkait lainnya.

“Kami ingin memastikan kebenaran informasi yang beredar. Harapan kami, tidak terbukti ada praktik bullying di sekolah tersebut,” tambahnya.

Meski hingga saat ini belum ditemukan bukti adanya perundungan, Disdikpora tetap menekankan pentingnya gerakan anti-bullying dan menyatakan komitmennya untuk terus melakukan upaya pencegahan di seluruh satuan pendidikan.

Berdasarkan keterangan guru kelas dan guru-guru sebelumnya, siswa yang bersangkutan memang diketahui kerap absen karena kondisi kesehatan.

Orangtua siswa tersebut juga secara rutin memberikan informasi izin sakit melalui pesan grup WhatsApp kepada wali kelas, dan bukti komunikasi itu masih tersimpan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved