Berita Viral

UCAPAN Gubernur Ahmad Luthfi Disorot, Sebut Siswa Keracunan MBG Gegara Perut 'Kaget' Makan Spagheti

Gubernur Jawa Barat Ahmad Luthfi disorot netizen lantaran menyebut perut anak-anak kaget ketika menyantap spagethi pada menu MBG. 

KOMPAS.com/Rahel - ISTIMEWA
UCAPAN GUBERNUR DISOROT - Eks Kapolda Jawa Tengah, Komjen Pol Ahmad Luthfi, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (24/7/2024). Sebanyak 22 siswa SD Nglebak dan 41 siswa SMPN 1 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, diduga mengalami keracunan makanan seusai santap Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (9/10/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Luthfi disorot netizen lantaran menyebut perut anak-anak kaget ketika menyantap spagethi pada menu MBG

Katanya anak-anak biasa makan mi instan. 

Ia menyinggung, sebagian siswa mungkin belum terbiasa dengan menu-menu bergizi seperti spaghetti.

Sehingga, menurut Ahmad Luthfi, perut mereka mengalami 'kaget' dan menimbulkan gejala mual maupun keracunan.

Ketua Lembaga Pendampingan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jateng, Abdun Mufid, menilai pernyataan mantan Kapolda Jateng tersebut justru mengalihkan persoalan pokok.

Yakni terkait lemahnya standar keamanan pangan dalam penyelenggaraan MBG.

"Persoalannya bukan di menunya, tapi di ketidaksiapan penyedia yang berdampak pada rendahnya keamanan produk," tegas Mufid saat dihubungi Tribun Jateng pada Jumat (10/10/2025).

Menurutnya, pemerintah tidak bisa menyederhanakan kasus keracunan massal dengan menyalahkan kebiasaan konsumsi anak-anak.

Sebab, para siswa penerima MBG adalah konsumen yang memiliki hak atas keamanan pangan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

"Walaupun disebut makanan gratis, itu tetap dibayari pemerintah," ujarnya.

"Artinya, siswa tetap berposisi sebagai konsumen yang berhak atas keamanan dan keselamatan produk," tegas Mufid.

Baca juga: Lirik Lagu Karo Dalani Saja Dipopulerkan oleh Narta Siregar

Baca juga: Lirik Lagu Batak Hasian Ku Dipoulerkan oleh Bobby Purba

Ia menilai lemahnya perhatian terhadap aspek keselamatan konsumen menunjukkan pemerintah belum menjadikan keamanan pangan sebagai prioritas utama.

Terpisah, ahli gizi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Fitriyono Ayustaningwarno menyebutkan, permasalahan bukan terletak pada jenis makanan, seperti spaghetti atau mi instan, melainkan kepada cara pengolahan dan penyajian yang tidak memenuhi standar keamanan pangan.

"Mi instan maupun spageti sama-sama berbahan dasar tepung terigu," ujar Yusta.

"Jadi bukan karena anak-anak tidak terbiasa makan spageti, tapi karena proses penyajian yang terlalu lama dari waktu masak hingga dikonsumsi," jelas dia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved