Berita Viral

UCAPAN Gubernur Ahmad Luthfi Disorot, Sebut Siswa Keracunan MBG Gegara Perut 'Kaget' Makan Spagheti

Gubernur Jawa Barat Ahmad Luthfi disorot netizen lantaran menyebut perut anak-anak kaget ketika menyantap spagethi pada menu MBG. 

KOMPAS.com/Rahel - ISTIMEWA
UCAPAN GUBERNUR DISOROT - Eks Kapolda Jawa Tengah, Komjen Pol Ahmad Luthfi, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (24/7/2024). Sebanyak 22 siswa SD Nglebak dan 41 siswa SMPN 1 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, diduga mengalami keracunan makanan seusai santap Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (9/10/2025). 

"Di Jepang, program seperti ini sudah berjalan puluhan tahun dan makanan dimasak di dapur sekolah masing-masing, jadi langsung disantap tanpa menunggu lama," sambungnya.

Dari informasi yang dihimpun Tribun Jateng, hingga saat ini sedikitnya 2.700 siswa di Jawa Tengah dilaporkan mengalami keracunan usai menyantap menu MBG.

Kasus ini tersebar di 15 dari 35 kabupaten/kota.

Dari total 1.596 dapur SPPG, baru 84 titik yang mengantongi sertifikat SLHS.

Diberitakan, Ahmad Luthfi meminta agar masyarakat tidak berlebihan dalam menanggapi kasus keracunan MBG.

Ahmad Luthfi menyampaikan pendapatnya itu sembari becanda di antara kawan-kawan media.

Hal itu dikatakannya setelah digelar rapat koordinasi soal program MBG di GOR Jatidiri, Semarang, Senin (6/10/2025).

Forum tersebut dihadiri para kepala daerah, ahli gizi, dan mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Ahmad Luthfi menanggapi santai laporan ribuan pelajar di wilayahnya yang mengalami gejala keracunan usai menyantap menu dari MBG tersebut.

"Dari 35 kabupaten, sudah 15 kabupaten yang kemarin tidak baik-baik saja. Hampir 2.700 anak-anak kita yang menjadi sasaran terkontaminasi," ujar Luthfi, seperti dikutip dari Warta Kota, Rabu (8/10/2025).

Meski demikian, Luthfi meminta publik tidak melebih-lebihkan insiden tersebut.

Karena menurutnya, sebagian besar kasus bukan disebabkan oleh makanan beracun, melainkan karena tubuh anak-anak belum terbiasa dengan jenis makanan baru yang disajikan.

"Perutnya cuma kaget, jangan dibesar-besarkan. Sing biasane (yang biasanya) makan Iindomie dikasih spaghetti."

"Ora cocok wetenge (tidak cocok perutnya), jadi penyakit (keracunan)," katanya disambut tawa ringan sebagian peserta rapat.

Namun di balik candanya, Luthfi mengakui ada sejumlah kelemahan yang perlu segera dibenahi dalam pelaksanaan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved