Berita Nasional
Bahlil Legawa Wajahnya Dipakai Untuk Meme, Jujur Anak Orang Kampung: Sudah Biasa Dihina Sejak Kecil
Bahlil mengaku sudah terbiasa menerima hinaan sejak kecil. Terlebih ia sudah mendapatkannya karena asal-usulnya sebagai orang kampung.
TRIBUN-MEDAN.com - Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, legawa dirinya dijadikan sebagai sasaran bahan meme. Ia menyinggung asal-usul dirinya sebagai orang kampung.
Bahlil merupakan menteri Kabinet Merah Putih yang lahir di Banda, Maluku pada 7 Agustus 1976.
Ia anak kedua dari delapan bersaudara pasangan Lahadalia dan Nurdjani.
Pada Pilpres 2024, Bahlil Lahadalia menjadi tim sukses pemenangan Prabowo-Gibran.
Prabowo yang memenangi Pilpres kemudian menunjuk Bahlil sebagai Menteri ESDM.
Bahlil mengaku sudah terbiasa menerima hinaan sejak kecil. Terlebih ia sudah mendapatkannya karena asal-usulnya sebagai orang kampung.
“Saya jujur mengatakan begini ya, kalau meme ke pribadi saya, yang sudah mengarah ke pribadi, saya itu memang sudah biasa dihina sejak masih kecil.
Karena saya kan bukan anak pejabat, saya kan anak orang dari kampung.
Ibu saya kan memang hanya buruh cuci di rumah orang. Ayah saya buruh bangunan," kata Bahlil Lahadalia di Istana Negara, Jakarta, dikutip Tribunnews, Sabtu (25/10/2025).
"Jadi hinaan itu terjadi sejak saya SD, masih kecil. Jadi menurut saya itu enggak apa-apalah,” sambung dia.
Ia lantas menyindir perilaku publik yang menilai seseorang dari penampilan fisiknya.
Baginya, orang yang berpenampilan menarik belum tentu memiliki kecerdasan pikiran.
“Belum tentu orang ganteng itu cerdas pikirannya. Belum tentu orang yang tidak sempurna tubuhnya itu jelek pikirannya,” kata dia.
Bahlil mengatakan, ukuran kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh rupa.
Akan tetapi, kata dia, kemuliaan hanya bisa diukur oleh moral dan tindakan yang baik.
“Yang bisa membedakan kemuliaan orang, manusia di muka bumi, hanyalah dia dengan Tuhan.
Kita enggak boleh menilai, melebihi batas kemampuan kita. Biarlah Allah yang akan melakukan itu semua,” paparnya.
Selain itu, dirinya telah memaafkan pihak-pihak yang membuat meme. Apalagi, saat ini sudah ada permintaan maaf dari sejumlah pelaku yang turut menyebarkan meme tersebut.
“Saya nanti kasih tau sama Sekjen. Sekjen kemarin sudah, tadi pagi saya panggil ya. Sekjen coba panggil itu adik-adik kita. Ya pastilah mereka juga kan manusia ya.
Jadi ya itu, pasti ada rasa spontanitas ya. Kemanusiaan aja sebenarnya. Tapi nanti saya akan minta, udah stop," ucap dia.
"Apalagi kalau sudah ada yang minta maaf kan. Allah saja mau memaafkan umatnya ketika dia sudah minta maaf. Apalagi kita manusia," paparnya.
Bahlil Lahadalia juga meminta sayap partainya, AMPG, mencabut laporan ke polisi terkait kasus meme yang menyerang dirinya di media sosial.
Bahlil menilai tidak sepatutnya polemik di dunia maya diperpanjang.
“Enggak boleh juga kita melebihi kodrat ilahi kita. Jadi insyaAllah saya akan memanggil adik-adik saya itu.
Sayap organisasi untuk, udah. Kalau yang sudah minta maaf, udah maafkan. Jangan kita memperpanjang lagi,” tegasnya.
Meski begitu, Bahlil juga menekankan pentingnya memberi teladan bagi publik dengan mengedepankan etika dan kebijaksanaan dalam bermedia sosial.
“Tapi jangan lagi. Ya kita memberikan didikan yang baiklah untuk rakyat bangsa negara,” imbuhnya.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| TAK Gentar Disentil Hasan Nasbi, Menkeu Purbaya Serang Balik: Pemerintah Stabil Kecuali di Mata Dia |
|
|---|
| Tarian Nandak Ondel-Ondel Betawi Pecahkan Rekor MURI, Simbol Harmonisasi |
|
|---|
| Bandara Kediri Kembali Beroperasi, Super Air Jet Terbang 3 Kali Seminggu |
|
|---|
| 3 Peringatan Buat Menkeu Purbaya Gaya Bicaranya yang Ceplas-ceplos, Transparan Harus Ada Remnya |
|
|---|
| Ulah Pegawai DJP Tagih Pajak Jam 5 Pagi, Menkeu Purbaya Geram: Gak Masuk Akal, Mabuk Kali Malamnya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.