Berita Viral

Bantah Jadi Provokator, Ternyata 2 Anggota Polres Tapteng Terluka saat Kericuhan di Pandan

Ironisnya, kedua anggota polisi tersebut justru dituding sebagai provokator saat tengah melaksanakan tugas pengamanan di lokasi.

|
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
KLARIFIKASI - Kapolres Tapteng AKBP Wahyu Endrajaya saat memberikan klarifikasi soal demo dua kubu di Pandan, Senin (3/11/2025). Ia membantah pihaknya terlibat sebagai provokator saat kerusuhaan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Fakta terbaru terungkap dalam kasus kerusuhan antara pendemo ke kantor DPRD Tapanuli Tengah (Tapteng) dengan pendukung Bakhtiar Sibarani.

Polres Tapteng menyebut dua anggotanya menjadi korban pemukulan hingga mengalami luka saat terjadi kericuhan di depan kediaman pribadi mantan Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani, di Jalan Raja Junjungan Lubis, Jumat (31/10/2025).

Dua personel Polres Tapteng yang menjadi korban masing-masing Brigadir WM dan Bripda CCT.

Ironisnya, kedua anggota polisi tersebut justru dituding sebagai provokator saat tengah melaksanakan tugas pengamanan di lokasi.

Bentrokan kedua kubu di dekat rumah Bakhtiar Sibarani Tapteng. Pendemo ke kantor bupati dihadang dan dipukuli ketika melewati rumah Bakhtiar Sibarani, Jumat (31/10/2025).
Bentrokan kedua kubu di dekat rumah Bakhtiar Sibarani Tapteng. Pendemo ke kantor bupati dihadang dan dipukuli ketika melewati rumah Bakhtiar Sibarani, Jumat (31/10/2025). (TRIBUN MEDAN/AZIS)

Menanggapi tuduhan tersebut, Polres Tapteng menegaskan bahwa isu tersebut tidak benar (hoaks). Kedua anggotanya disebut justru menjadi korban kekerasan saat menjalankan tugas resmi negara.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Polres Tapteng, AKP Daniel P Sinaga, didampingi Kasat Intelkam Iptu OS Colia, Senin (3/11/2025).

Daniel menjelaskan, pengamanan aksi unjuk rasa Gerakan Tapteng Bersatu Untuk Perubahan (GTBUP) telah dilakukan sesuai prosedur dengan mengerahkan 92 personel, berdasarkan Surat Perintah Tugas Nomor: Sprin/1271/X/PAM 3.2/2025.

Bantah jadi Provokator

Iptu OS Colia membantah keras tuduhan yang menyebut dua anggotanya menjadi provokator. 

Ia memastikan kedua personel, Brigadir WM dan Bripda CCT, hanya menjalankan tugas sesuai SOP dengan cara mendokumentasikan situasi di lapangan.

“Kami tegaskan, tuduhan terhadap dua anggota Intelkam Polres Tapteng sebagai provokator kericuhan adalah hoaks. Mereka hanya mendokumentasikan situasi di lapangan,” ujar Colia.

Colia menjelaskan, kericuhan bermula sekitar pukul 14.40 WIB, saat Brigadir WM tiba di depan rumah Bakhtiar dan mulai merekam situasi.

Namun, ia tiba-tiba dituduh sebagai provokator, kemudian didekati, diintimidasi, dan dipukul oleh beberapa orang di lokasi.

“Korban mengalami pemukulan pada bagian badan, kepala, dan wajah, bahkan nyaris dirampas ponselnya,” jelas Colia.

Beruntung, Brigadir WM berhasil diselamatkan oleh warga yang mengenalinya sebagai anggota polisi.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved