Berita Viral

Kisah Pilu Bilqis Korban Penculikan Anak, Dijual dengan Identitas Baru dari Makassar ke Jambi

Kasus penculikan anak yang dialami Bilqis, bocah empat tahun asal Makassar punya cerita pilu.

Tribun Jambi/Istimewa/Google Maps/instagram
PENCULIKAN ANAK - Anak perempuan 4 tahun Bilqis Ramadhany yang diculik di Makassar pada Sabtu (2/11/2025) lalu, ditemukan di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada Sabtu (8/11/2025) malam. Dia dibawa penculik melintasi tiga pulau. Dua penculik ditangkap saat hendak baca kartu tarot. Kisah 4 Polisi Makassar jemput Bilqis korban penculikan di Perkampungan Adat Jambi, proses negosiasi alot butuh waktu 2 malam. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kisah pilu Bilqis korban penculikan anak, dijual dengan identitas baru dari Makassar ke pelosok Jambi.

Kasus penculikan anak yang dialami Bilqis, bocah empat tahun asal Makassar punya cerita pilu.

Bilqis sempat dinyatakan hilang selama enam hari. Dan kini nasibnya terselamatkan.

Bilqis Ramadhany, bocah mungil berusia empat tahun, menghilang secara misterius saat sang ayah tengah bermain tenis di sekitar taman.

Sekitar pukul 10.00 WITA, sang ayah yang hendak menjemput Bilqis mendapati taman itu sunyi tak ada lagi sosok kecil yang tadi bermain ceria.

Kepanikan seketika menyeruak. Pencarian dilakukan, namun hasilnya nihil.

Melalui rekaman CCTV, tampak seorang perempuan tak dikenal membawa pergi Bilqis.

Laporan pun segera dilayangkan ke Polrestabes Makassar, menandai dimulainya pencarian besar-besaran terhadap bocah empat tahun itu.

Jalur Gelap Penjualan Anak: Dari Makassar ke Yogyakarta, Lalu ke Jambi

Tim Satreskrim Polrestabes Makassar bergerak cepat. Hasil penyelidikan membawa mereka pada pelaku pertama berinisial SY, yang ditangkap di Makassar.

Namun pengakuan SY membuka fakta mengejutkan Bilqis telah dijual.

SY mengaku telah menjual bocah itu kepada seseorang di Yogyakarta dan mengubah identitas Bilqis menjadi “Kiky.”

Tak hanya itu, SY juga membohongi pembeli dengan mengatakan bahwa anak tersebut berasal dari keluarga kurang mampu.

Namun petaka tak berhenti di sana. Dari tangan pembeli di Yogyakarta, Bilqis kembali berpindah tangan kali ini dijual ke pasangan asal Jambi, yakni Ade Friyanto Syaputera (36) dan Mery Ana (42), dengan harga Rp30 juta.

Polisi pun memperluas penyelidikan lintas provinsi, bekerja sama dengan Resmob Polda Jambi untuk menelusuri keberadaan kedua pelaku yang diduga telah membawa Bilqis jauh ke pedalaman Jambi.

 

Penangkapan Dramatis di Sungai Penuh

Jejak digital dan laporan warga mengarahkan petugas ke Kota Sungai Penuh, Jambi.

Pada Jumat, 7 November 2025, tim gabungan dari Polrestabes Makassar, Resmob Polda Jambi dan Satreskrim Polres Kerinci melakukan penyelidikan intensif di kawasan Masjid Raya, Kelurahan Pasar Sungai Penuh.

Sekitar pukul 13.30 WIB, dua sosok yang selama ini diburu akhirnya tertangkap: Ade Friyanto Syaputera dan Mery Ana.

Penangkapan dilakukan tanpa perlawanan, namun dari hasil interogasi awal, fakta yang lebih kelam kembali muncul.

Kedua pelaku mengaku bahwa Bilqis telah mereka jual kepada kelompok Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Mentawak, Kabupaten Merangin, dengan harga mencapai Rp80 juta.

Mereka juga menyebutkan ada sosok perempuan bernama Lina yang menjadi perantara dan membawa Bilqis ke wilayah SAD tersebut.

Perburuan ke Pedalaman: Polisi dan Temenggung SAD Turun Tangan

Berbekal informasi dari Ade dan Mery, tim gabungan bergerak ke hutan Merangin, menuju kawasan tempat Suku Anak Dalam (SAD) bermukim.

Langkah polisi tak serta-merta dilakukan dengan kekerasan.

Mereka memilih jalan persuasif, melakukan pendekatan kepada para temenggung, para pemimpin adat SAD, untuk meminta bantuan mengembalikan Bilqis.

Usaha itu tidak sia-sia.

Setelah beberapa jam proses negosiasi dan pencarian, para temenggung akhirnya membantu aparat menemukan anak kecil yang baru saja diperkenalkan dengan nama “Kiky.”

Malam Penyelamatan: Bilqis Ditemukan dalam Kondisi Selamat

Sabtu malam, 8 November 2025, pukul 20.00 WIB, udara Tabir Selatan terasa berbeda.

Di SPE Gading Jaya, Kabupaten Merangin, sosok mungil itu akhirnya ditemukan.

Bilqis Ramadhany atau “Kiky” bagi orang-orang yang sempat menahannya berhasil diselamatkan dalam keadaan sehat.

“Korban ditemukan dalam keadaan baik berkat bantuan para Temenggung Suku Anak Dalam di wilayah Merangin,”
ujar Kombes Pol Jimmy Christian Samma dengan nada lega.

Anak itu segera diamankan dan dibawa ke Polres setempat untuk selanjutnya dipulangkan ke Makassar dan diserahkan kembali ke orang tuanya.

Misteri yang Belum Usai: Sindikat TPPO Diburu

Meski Bilqis kini telah kembali ke pelukan keluarganya, kasus ini jauh dari kata selesai.

Polrestabes Makassar memastikan bahwa mereka masih memburu jejaring pelaku lain yang diduga terlibat dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) lintas provinsi.

“Kami masih terus melakukan pemeriksaan terhadap korban, orang tua, dan para pelaku.

Jejaring sindikat ini akan kami ungkap sampai tuntas,” tegas Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana.

Dari Kiky Kembali Menjadi Bilqis: Akhir Sebuah Pencarian, Awal Luka yang Harus Sembuh

Kisah Bilqis bukan sekadar kasus penculikan ini adalah potret gelap perdagangan anak di Indonesia, yang menelusup dari taman kota hingga ke hutan pedalaman Jambi.

Di balik senyum mungil yang kini kembali menghiasi wajahnya, ada trauma panjang, kebohongan, dan jaringan kejahatan yang masih harus diurai aparat.

Bilqis kini telah kembali menjadi dirinya bukan Kiky, bukan anak tanpa nama, melainkan Bilqis Ramadhany, gadis kecil yang berhasil kembali dari rantai gelap perdagangan manusia.

Artikel sudah tayang di Tribun Trends

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved