Berita Viral

Sri Yuliana Pelaku Utama Penculikan Bilqis Diduga Jual 3 Anak Kandung Sendiri

Sosok Sri Yuliana (30) alias SY, merupakan pelaku utama penculikan balita Bilqis (4) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Editor: AbdiTumanggor
istimewa
Sosok Sri Yuliana (30) alias SY, pelaku utama penculikan balita Bilqis (4) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. (Istimewa) 

Sri Yuliana Diduga Jual 3 Anak Kandungnya Sendiri:

Ringkasan Berita:
  • Sri Yuliana Pelaku Utama Penculikan Bilqis.
  • Anak Sri Yuliana Tinggal Dua. 
  • Terungkap Satu Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual Pamannya.
  • Akun Hiromani Rahim Bismillah Digunakan Sri untuk Memperdagangkan Anak.

 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok Sri Yuliana (30) alias SY, merupakan pelaku utama penculikan balita Bilqis (4) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Di balik wajahnya yang tampak tenang, perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) itu juga diduga terlibat dalam sindikat perdagangan anak dan bahkan disebut telah menjual anak kandungnya sendiri.

Dugaan ini muncul dari pengakuan dua anak Sri yang kini berada di rumah aman di bawah perlindungan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Makassar.

“(Mereka) mengetahui mamanya ini menjual anak, jadi ada dugaan SY juga menjual anaknya,” ungkap Konselor Hukum UPTD PPA Kota Makassar, Sitti Aisyah (41) berdasarkan pernyataan anak Sri pada Selasa (11/11/2025). 

Sri Yuliana tinggal di sebuah indekos sederhana di Jl. Abu Bakar Lambogo, Kota Makassar, bersama dua anaknya. 

Menurut informasi sementara, ia memiliki lima anak, namun hanya dua yang tinggal bersamanya.

Setelah berpisah dari suaminya, Sri menjadi orang tua tunggal dan hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Dalam tekanan hidup itu, Sri diduga mulai mencari jalan pintas. Ia nekat menculik Bilqis dan menjual korban melalui media sosial Facebook menggunakan akun bernama Hiromani Rahim Bismillah.

“Anaknya ini ada lima. Ini sementara juga didalami pihak kepolisian, karena banyak yang tahu, mamanya ini (Sri) yang jual anak,” jelas Sitti Aisyah.

Dalam pengembangan kasus, terungkap pula fakta lain yang memprihatinkan. Salah satu anak Sri yang kini berada di rumah aman ternyata menjadi korban kekerasan seksual oleh pamannya sendiri di Makassar.

“Salah satu anaknya SY itu korban kekerasan seksual dari pamannya juga yang di Makassar,” ungkap Sitti Aisyah.

BILQIS KEMBALI - Bilqis, bocah tiga tahun korban penculikan, digendong aparat kepolisian saat tiba di Mapolrestabes Makassar, Minggu (9/11/2025) siang. Tangis haru pecah ketika orang tuanya menyambut kedatangan putrinya yang baru dipulangkan dari Jambi. Polisi memperketat pengamanan dan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menyerahkan Bilqis ke keluarga.
BILQIS KEMBALI - Bilqis, bocah tiga tahun korban penculikan, digendong aparat kepolisian saat tiba di Mapolrestabes Makassar, Minggu (9/11/2025) siang. Tangis haru pecah ketika orang tuanya menyambut kedatangan putrinya yang baru dipulangkan dari Jambi. (Tribun Timur)

Gunakan Anak Sendiri untuk Memancing Korban 

Aksi penculikan Bilqis terjadi pada Minggu (2/11/2025) di Taman Pakui Sayang, Jl. A.P. Pettarani, Kota Makassar.

Saat itu, Bilqis sedang menemani ayahnya, Dwi Nurmas (34), yang tengah bermain tenis.

Sri, yang datang bersama dua anaknya, memanfaatkan situasi tersebut untuk mengajak Bilqis bermain.

“Kemungkinan (anak kandungnya) digunakan untuk memancing dengan mengajak bermain,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana, Senin (10/11/2025).

Ketika sang ayah lengah, Sri membawa kabur Bilqis ke indekosnya di kawasan Abu Bakar Lambogo. 

Setelah berhasil menculik Bilqis, Sri menawarkan korban secara daring.

Dari hasil penyelidikan, akun Hiromani Rahim Bismillah yang digunakan Sri ternyata aktif memperdagangkan anak.

“Kemudian ada yang berminat dengan korban. Pembelinya atas nama NH,” ujar Kapolda Sulsel Irjen Djuhandhani Rahardjo Puro.

Pembeli bernama Nadia Hutri (29), warga Sukoharjo, Jawa Tengah, kemudian terbang ke Makassar untuk menjemput Bilqis dan membayar Rp 3 juta di kamar kos Sri.

Nadia lalu membawa Bilqis ke Jambi dan menjualnya kembali kepada Mery Ana (43) dan Ade Friyanto Syaputra (36) senilai Rp 15 juta, dengan alasan adopsi.

Di Jambi, Bilqis kembali dijual seharga Rp 80 juta kepada kelompok masyarakat di kawasan Suku Anak Dalam.

Kapolda Sulsel Irjen Djuhandhani mengungkapkan bahwa kasus ini bukan pertama kalinya dilakukan jaringan tersebut.

“Keduanya mengaku telah memperjualkan sembilan bayi dan satu anak melalui TikTok dan WhatsApp,” beber Djuhandhani.

Selain Sri, tiga orang lainnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu Nadia Hutri, Mery Ana, dan Ade Friyanto Syaputra.

Keempatnya dijerat pasal berlapis terkait penculikan dan perdagangan anak.

“Adapun pasal-pasal yang disangkakan adalah Pasal 83 Juncto Pasal 76F Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dan atau Pasal 2 Ayat (1) dan (2) Juncto Pasal 17 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang,” jelas Irjen Djuhandhani. 

PENCULIKAN ANAK - Empat tersangka penculikan bocah empat tahun, Bilqis dihadirkan saat konferensi pers di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Senin (10/11/2025) siang. Keempat tersangka dijerat pasal berlapis dengan ancaman penjara 15 tahun.
PENCULIKAN ANAK - Empat tersangka penculikan bocah empat tahun, Bilqis dihadirkan saat konferensi pers di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Senin (10/11/2025) siang. (Tribun-Timur.com)

Bilqis Sudah Mau Cerita soal Kehidupan Suku Anak Dalam

Bilqis Ramdhani (4) mulai membuka diri dan bercerita tentang kehidupan di lingkungan Suku Anak Dalam (SAD) Jambi, tempat dirinya ditemukan oleh tim gabungan kepolisian setelah dinyatakan hilang selama hampir sepekan. 

Cerita Bilqis Ramdhani itu disampaikan melalui ayahnya, Dwi Nurmas (34), Selasa (11/11/2025) malam, di kediaman mereka di kawasan Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

“Dia sebut ada anjing, ada bayi-bayi seumurannya. Saya tanya, tidur di mana nak?, dia bilang sama bapak-bapak. Dia pikirnya bapak-bapak itu saya begitu. Makan apa di sana?, dia bilang makan mi,” beber Dwi.

Dwi mengaku bersyukur kondisi putrinya kini sudah jauh lebih baik. Namun, ia juga melihat adanya perubahan perilaku Bilqis setelah peristiwa penculikan itu. 

“Alhamdulillah kondisinya sekarang baik masih seperti biasa, cuma agak-agak kasar, kalau ada dia minta sesuatu lebih agresif berbeda dengan kemarin-kemarin,” kata Dwi.

Sebelum kejadian, menurut Dwi, Bilqis memang dikenal hiperaktif dan mudah akrab dengan orang lain. Namun kini, sikapnya tampak sedikit berbeda.

“Perubahannya hanya itu lebih agresif. Seperti kalau ada yang dia inginkan lebih agresif daripada sebelumnya. Misalnya itu kalau minta mainan,” ujar Dwi.

Bilqis Ramdhani asik bermain bersama sang ayah
Bilqis Ramdhani (4) yang tengah asik bermain bersama sang ayah Dwi Nurmas (34) di kediamannya di kawasan Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (11/11/2025) malam. (Kompas.com/Reza Rifaldi)

Trauma Healing untuk Pulihkan Kondisi Psikologis Bilqis

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Makassar mengunjungi rumah Bilqis sebagai bagian dari pendampingan psikologis dan trauma healing.

Kepala DP3A Makassar, Ita Isdiana Anwar, menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan asesmen dan konseling tahap awal untuk memastikan Bilqis tidak mengalami trauma berkepanjangan.

“Penanganan trauma healing lebih kepada pendekatan ke anak, jangan sampai ada trauma. Ini tahap pertama, kita tadi asesmen, kemudian kami konseling juga,” ungkap Ita.

Namun, Ita menambahkan bahwa hasil asesmen tahap pertama belum bisa menjadi acuan penuh mengenai kondisi psikologis Bilqis.

“Tetapi (hasilnya) belum bisa kami jawab sekarang karena namanya anak-anak kita tidak bisa paksakan. Ada tahap-tahap selanjutnya,” bebernya.

Hilang di Makassar, Ditemukan di Jambi

Bilqis Ramdhani (4) dinyatakan hilang pada Minggu (2/11/2025) saat bermain di Taman Pakai Sayang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.

Setelah penyelidikan intensif, tim gabungan akhirnya menemukan Bilqis dalam keadaan sehat di SPE Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada Sabtu (8/11/2025) malam.

Wilayah ini dihuni oleh komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Jambi. 

Hasil penyidikan mengungkap, Bilqis dijual dengan harga sekitar Rp 80 juta oleh jaringan pelaku dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) lintas provinsi.

Polisi menetapkan empat tersangka dalam kasus penculikan dan perdagangan anak tersebut, yaitu:

1. Sri Yuliana alias SY (30) – warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Nadia Hutri alias NH (29) – warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. 

3. Meriana alias MA (42) – warga Kabupaten Merangin, Jambi. 

4. Adit Prayitno Saputra alias AS (36) – pasangan kekasih Meriana, warga Kabupaten Merangin, Jambi.

(*/Tribun-medan.com)

Artikel telah tayang di Kompas.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved