Polres Simalungun

Bocah 4,5 Tahun Hanyut di Bah Silulu saat Mandi Bersama Teman

Personel Polsek Bangun meninjau lokasi penemuan bocah yang hanyut di Sungai Bah Silulu, Simalungun, Jumat (21/11/2025).

Editor: Arjuna Bakkara
IST
Personel Polsek Bangun meninjau lokasi penemuan bocah yang hanyut di Sungai Bah Silulu, Simalungun, Jumat (21/11/2025). Warga lebih dulu melakukan pencarian sebelum korban ditemukan dalam kondisi meninggal. 

TRIBUN-MEDAN.COM, SIMALUNGUN-Seorang anak perempuan berusia 4,5 tahun, Zihan Putri Syahara, meninggal setelah hanyut di Sungai Bah Silulu, Huta I, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Jumat (21/11/2025).

Peristiwa itu terjadi ketika korban bermain dan mandi di sungai bersama dua temannya.

Menurut keterangan Polsek Bangun, ketiganya terlihat menuju sungai sekitar pukul 09.20 WIB.

Arus sungai saat itu tidak terlalu besar di permukaan, tetapi deras di bagian tengah.

Perubahan kondisi air ini sering tidak disadari anak-anak yang menjadikan sungai sebagai tempat bermain harian.

Tidak lama setelah mereka masuk ke aliran sungai, salah satu teman korban, Aldan, berteriak meminta tolong. Ia menuturkan bahwa Zihan terseret arus.

Warga yang mendengar teriakan langsung melakukan pencarian menyusuri tepian sungai. Upaya itu berlangsung sekitar satu jam.

Zihan ditemukan oleh seorang warga, Wahyu Amri, sekitar pukul 10.30 WIB, beberapa ratus meter dari lokasi awal.

Ia dibawa ke Puskesmas Bandar Siantar, namun petugas kesehatan menyatakan korban sudah meninggal.

Kepolisian melakukan olah tempat kejadian, meminta keterangan saksi, dan memeriksa kondisi tubuh korban.

Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ataupun indikasi tindak pidana. Polisi menyimpulkan peristiwa ini sebagai kecelakaan murni.

Keluarga korban menyampaikan keberatan atas autopsi dan memilih menerima peristiwa tersebut sebagai musibah.

Mereka menyerahkan surat pernyataan kepada aparat.

Insiden ini menambah daftar kasus anak hanyut di kawasan pedesaan yang aliran sungainya sering digunakan sebagai tempat mandi atau bermain.

Minimnya pengawasan dan perubahan karakter arus sungai pada musim hujan menjadi faktor yang berulang dalam banyak kejadian serupa.

Pihak Polsek Bangun menyatakan akan berkoordinasi dengan perangkat desa untuk meningkatkan imbauan keselamatan bagi warga, terutama anak-anak yang kerap menghabiskan waktu di sekitar aliran sungai.(Jun-tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved