Bupati Anton Saragih Ajak Masyarakat Kenang Letda Sujono di Hari Kesaktian Pancasila Simalungun

Bupati Anton Saragih Ajak Masyarakat Kenang Letda Sujono di Hari Kesaktian Pancasila Simalungun

Editor: Aisyah Sumardi
TRIBUNMEDAN/HO
Bupati Anton Saragih Ajak Masyarakat Kenang Letda Sujono di Hari Kesaktian Pancasila Simalungun 

TRIBUN-MEDAN.com, RAYA, SIMALUNGUN - 

Bupati Simalungun, Dr H Anton Achmad Saragih dan Wakil Bupati, Benny Gusman Sinaga bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Simalungun, menghadiri Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang berlangsung di Halaman Tugu Letda Sujono, Kompleks Perkebunan Bandar Betsy, Kecamatan Bandar Huluan, Simalungun, Sumatera Utara, pada hari Rabu (1/10/2025)
 

GBGNFGH
Bupati Anton Saragih Ajak Masyarakat Kenang Letda Sujono di Hari Kesaktian Pancasila Simalungun


Upacara ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila, sekaligus mengenang peristiwa pengkhianatan Gerakan 30 September (G-30S) oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Peristiwa tersebut mengakibatkan gugurnya putra-putra terbaik bangsa, termasuk Letda Sujono, di areal Perkebunan Bandar Betsy.

FDBDN
Bupati Anton Saragih Ajak Masyarakat Kenang Letda Sujono di Hari Kesaktian Pancasila Simalungun


Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Afif Nasution, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup), dengan Mayor Arm Reynold Christian Siregar S.H. sebagai Komandan Upacara, dan Mayor Inf Margana sebagai Perwira Upacara.

VFVBDB
Bupati Anton Saragih Ajak Masyarakat Kenang Letda Sujono di Hari Kesaktian Pancasila Simalungun

 

Upacara diawali dengan mengheningkan cipta, dilanjutkan dengan pembacaan Teks Pancasila oleh Irup. Ketua DPRD Sumut, Erni Ariyanti, membacakan Ikrar. Setelah upacara, dilakukan peletakan karangan bunga di tugu Letda (Purn) Soejono oleh Gubernur Sumut.

DSBSDB
Bupati Anton Saragih Ajak Masyarakat Kenang Letda Sujono di Hari Kesaktian Pancasila Simalungun


 Peserta upacara terdiri dari barisan TNI, Polri, ASN, Satpol PP, BPBD, Pramuka, pelajar, organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan. Turut hadir Forkopimda Provinsi Sumatera Utara, anggota DPRD Sumut dan Kabupaten Simalungun, pejabat tinggi pratama Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Simalungun, serta undangan lainnya.
 
Untuk mengenang peristiwa tragis gugurnya Letda Sujono, ditampilkan fragmen peristiwa Bandar Betsy dalam upacara tersebut.

FRBDFGB
Bupati Anton Saragih Ajak Masyarakat Kenang Letda Sujono di Hari Kesaktian Pancasila Simalungun


 
Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih, menyampaikan bahwa peringatan ini adalah momen untuk mengenang keberanian Letda Anumarta Sudjono dalam menghadapi kekejaman PKI. 


"Ini merupakan suatu hal yang luar biasa dari Letda Sudjono. Untuk generasi muda, tentunya tetap berjuang, semangat untuk mengenang pahlawan-pahlawan yang telah gugur demi kemajuan bangsa Indonesia," ujarnya.
 
Upacara itu diwarnai dengan penyerahan tali asih kepada keluarga Alm. Letda Sujono oleh Gubsu, Bupati Simalungun bersama Wakil Bupati Simalungun, PTPN III Kebun Bandar Betsy, Bapenda Sumut, BKAD Sumut, dan perwakilan dari perbankan. (*)


Sekilas Sosok Letda Sujono
Sudjono merupakan seorang Bintara Tinggi dengan pangkat Pembantu Letnan Satu (Peltu). Namanya dikenal sebagai pahlawan sekaligus korban kekejaman komunis di PTPN III Kebun Bandar Betsy, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun (dahulu bernama PNP Karet IX) pada 14 Mei 1965


Kegigihan Sudjono mempertahankan areal perkebunan Bandar Betsy membuatnya menjadi sasaran keroyok dari sekitar 200 orang anggota Barisan Tani Indonesia (BTI), organisasi sayap Partai Komunis Indonesia (PKI) masa itu.
Ia pun meninggal dunia dengan luka di sekujur tubuhnya.
Anak keempat Peltu Sudjono, Joko Umboro dalam sebuah wawancara dengan HumasSumut Pemprov Sumut beberapa waktu lalu mengenang memori peristiwa meninggalnya sang ayah.


"Waktu itu, saya masih kelas 3 SMA. Bapak saat itu udah jadi perwira pengawas di Bandar Betsy. Dia bilang kamu sekolah yang serius jangan nggak sekolah," kata Joko.


Joko menyebut, pada hari Jumat, ayahnya pulang dengan membawa senjatanya. Kemudian pergi lagi keluar rumah tanpa membawa senjata karena dijeput oleh sekelompok orang.


"Alah, cuma mau ke sana aja, kok. Jadi dijeput sama PKI. Ternyata sudah ada rencana komunis itu tadi," cerita Joko.


Peltu Sudjono kemudian menjadi bulan-bulanan oleh kelompok komunis di Bandar Betsy.
Kabar penganiayaan hingga meninggal ini kemudian sampai ke telinga ibunda mereka, istri Peltu Sudjono.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved