18 Siswa SD di Nias Utara Muntah, Masih Diselidiki Kemungkinan Keracunan Susu MBG 

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Gizi  Regional Sumatera Utara Agung Kurniawan membantah puluhan siswa itu keracunan MBG. 

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
Screenshot tiktok @poliktik 2024
Siswa SD Onozitoli Sawo, Kecamatan Sawo Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, sedang diperiksa oleh dokter di Puskesmas usai minum susu dari menu MBG, pada Jumat (31/10/2025). Kepala BGN Sumut bantah keracunan siswa disebabkan oleh susu MBG. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sebuah video menampilkan puluhan siswa SD di Nias Utara terlihat menangis dan muntah-muntah setelah makan Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Dalam video terlihat sejumlah anak menangis secara serempak di dalam ruangan kelas. Tak lama, siswa tersebut dibawa  menggunakan ambulance.

Dalam video itu juga terdengar suara perempuan menggunakan bahasa daerah Nias dicampur  bahasa Indonesia. Terdengar pula, perempuan itu meminta untuk dibawa  ke rumah sakit dan menyebut susu yang diminum siswa dari MBG. 

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Gizi  Regional Sumatera Utara Agung Kurniawan membantah puluhan siswa itu keracunan MBG. 

Baca juga: Ada Aturan Baru, Tim MBG Hanya Boleh Masak 3.000 Porsi 

Agung menyebutkan, siswa tersebut muntah karena makan durian terlebih dahulu di rumahnya. Kemudian, dilanjutkan di sekolah dengan minum susu dan makan semangka dari MBG. 

"Jadi gini kalau namanya keracunan harus keluar dari rekam medis. Dan yang berhak mengumumkan adalah Dinkes. Saat ini kejadian (dugan keracunan MBG di Nias Utara) masih indikasi," jelasnya kepada Tribun Medan, Minggu (2/11/2025). 

Menurutnya, peristiwa  itu terjadi di SD Onozitoli Sawo, Kecamatan Sawo Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, pada Jumat (31/10/2025). 

"Jumlah siswa yang terindikasi keracunan itu ada 18 siswa. 17 di Puskesmas, 1 orang lainnya dirujuk ke Rumah Sakit Gunung Sitoli," katanya. 

Ia juga membeberkan kronologi dan alasan satu siswa tersebut di rujuk ke RS Gunung Sitoli.

"Satu siswa ini dirujuk ke rumah sakit karena dia yang direkomendasikan nakes karena Puskesmas enggak sanggup jadi diarahkan ke rumah sakit. Anak ini sampai dirujuk ke sana, karena sebelum makan MBG dari rumah dia udah makan durian," jelasnya.

Agung juga merincikan menu MBG di sekolah itu pada hari kejadian yakni susu, semangka,  telur balado, dan nasi.

"Pernyataan dari Korwil yang diminum siswa itu adalah susu," Katanya.

Saat ini 18 siswa tersebut, kata Agung, sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.

"Jadi di hari kejadian itu juga, pada  pukul 18.00 seluruh siswa dipulangkan. Dari hasil analisa dokter, mereka hanya panik massal," jelasnya.

Dikatakannya, panik masal disebabkan, pada saat MBG, ada siswa yang muntah. Sehingga, siswa lainnya mendadak ketakutan.

"Jadi ini contoh casenya ya, misal kita lagi makan, trus ada salah satunya yang muntah. Kira-kira yang disampingnya itu ada yang mau muntah dan ada yang ikut muntah. Begitulah kejadiannya," tuturnya.

Meski begitu, kata Agung, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)-nya ditutup sementara. Dan sampel muntahan siswa serta susu sudah diserahkan ke Dinkes untuk dilakukan uji laboratorium. 

"SPPG ditutup untuk dicek sementara. Makanya Itu masih indikasi. Dan sampel muntahan pertama sudah diambil oleh Dinkes setempat," jelasnya.

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved