TRIBUN WIKI
SOSOK Helen, Mahasiswi Farmasi USU yang Menemukan Arti Belajar Lewat Riset dan Kepedulian
Tapi semua berubah ketika ia menyadari bahwa potensi diri tidak akan tumbuh jika terus bersembunyi di zona nyaman.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Bagi banyak mahasiswa, masa kuliah sering diartikan sebatas rutinitas akademik yang hadir di kelas, mengerjakan tugas, dan lulus tepat waktu.
Namun bagi Helen, mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2021, perkuliahan justru menjadi perjalanan panjang untuk menyeimbangkan antara ilmu, aksi sosial, dan pengembangan diri menuju level global.
Lahir dan besar di Binjai, Helen tumbuh sebagai sosok yang tekun dan rendah hati. Ia mengaku bahwa dirinya dulu bukanlah tipe mahasiswa yang langsung menonjol.
Awalnya, ia lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan dan laboratorium, menikmati dunia yang tenang di balik tumpukan jurnal ilmiah.
Tapi semua berubah ketika ia menyadari bahwa potensi diri tidak akan tumbuh jika terus bersembunyi di zona nyaman.
“Awalnya aku ikut lomba dan kegiatan sosial cuma buat nambah pengalaman dan isi CV. Tapi ternyata dari situ aku belajar banyak hal tentang kepemimpinan, komunikasi, dan empati,” ucapnya mengenang masa awal perkuliahan.
Seiring waktu, Helen mulai menapaki dunia riset yang menjadi passion-nya hingga kini. Ia banyak terlibat dalam penelitian terkait farmasi klinis dan bahan alam, dua bidang yang menuntut ketelitian sekaligus kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat.
Di bawah bimbingan dosen, Helen ikut serta dalam penelitian inovatif yang hasilnya tidak hanya berhenti di ruang kampus.
Beberapa risetnya dipresentasikan dalam konferensi ilmiah nasional dan internasional, bahkan terpublikasi di jurnal ilmiah terindeks Scopus pencapaian yang jarang diraih oleh mahasiswa tingkat sarjana.
“Setiap penelitian bagiku seperti membaca kehidupan. Data bukan sekadar angka, tapi potret nyata bagaimana ilmu bisa memberi manfaat,” ujar Helen.
Beberapa karyanya menyoroti topik seperti potensi senyawa alami sebagai terapi kanker, deteksi biologis penyakit berbasis mikrobioma, hingga modifikasi ekspresi gen dalam pengobatan modern.
Dari sinilah Helen menyadari bahwa dunia farmasi bukan hanya tentang obat, tetapi tentang bagaimana ilmu pengetahuan bisa menyelamatkan kehidupan.
//Antara Laboratorium dan Lapangan
Meski sibuk di laboratorium, Helen tidak melupakan sisi kemanusiaannya. Ia aktif menjadi relawan kesehatan, turun langsung ke masyarakat sekitar Medan.
Bersama rekan-rekan mahasiswa, ia memberikan edukasi tentang pentingnya penggunaan obat yang benar, penyuluhan gizi, hingga kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar.
“Buatku, ilmu itu nggak boleh berhenti di kertas. Kita harus bikin ilmu itu hidup, dan caranya ya dengan berbagi,” ujarnya.
| Profil Max Verstappen, Juara Dunia Formula 1 Empat Kali Berturut-turut |
|
|---|
| Profil Gabriel Jesus, Pemain Brasil yang Diharap Jadi Senjata Ampuh Arsenal |
|
|---|
| Profil Abdullah Hammoud, Muslim yang Kembali Jadi Wali Kota Dearborn, Imigran Lebanon |
|
|---|
| Mengenal Prof Jimly Asshiddiqie, Ketua Komisi Reformasi Polri Guru Besar UI Lulusan Belanda |
|
|---|
| Profil dan Biodata KGPH Hangabehi, Putra Tertua Pakubuwono XIII dari Istri Kedua |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.