Media-media Ternama Dilarang Ikut Jumpa Pers Gedung Putih, Ada Apa Gerangan?

"Tak pernah ada hal seperti ini terjadi di Gedung putih sepanjang sejarah kami meliput berita pemerintahan AS,"

Brendan Smialowski / AFP
Juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer. (Brendan Smialowski / AFP) 

TRIBUN-MEDAN.com - Lembaga penyiaran publik Inggris, BBC menjadi salah satu media yang dilarang menghadiri jumpa pers di Gedung Putih pada Jumat (24/2/2017) siang.

Para jurnalis BBC, CNN, The NEw York Times, Los Angeles Times, dan Politico ditolak masuk dalam jumpa pers yang digelar Sean Spicer, juru bicara Gedung Putih.

Baca: Hina Jokowi karena Pakai Baju Adat Raja Maluku, Wanita Ini Jadi Bulan-bulanan Netizen

Baca: Akhirnya Siti Aisyah Mengaku Dibayar 90 Dolar AS untuk Adegan Penyerangan Kim Jong Nam

Baca: Wow, Mobil Mercy Tunggangan Raja Salman Selama di Indonesia Tahan Peluru dan Bahan Peledak

"Tak pernah ada hal seperti ini terjadi di Gedung putih sepanjang sejarah kami meliput berita pemerintahan AS," kata Dean Banquet, editor eksekutif harian The New York Times.

"Kami mengecam keras dilarangnya The New York Times dan beberapa media lainnya untuk menghadiri jumpa pers Gedung Putih," tambah Banquet.

"Akses luas bagi media demi transparansi sebuah pemerintahan sangat penting bagi kepentingan nasional," lanjut dia.

Gedung Putih hanya mengizinkan beberapa media mengikuti jumpa pers seperti Breitbart News, The One America News Network, dan The Washington Times, yang dianggap konservatif.

Salah satu media, Breitbart News didirikan Steve Bannon yang kini mejadi penasihat strategis Donald Trump.

Selain itu sejumlah stasiun televisi seperti NBC, ABC, CBS, dan Fox News juga mendapatkan akses jumpa pers itu.

Sementara itu, jurnalis majalah Time dan kantor berita Associated Press memilih tidak mengikuti jumpa pers meski mereka mendapatkan akses, sebagai bentuk solidaritas.

Asosiasi Koresponden Gedung Putih mengecam keras insiden itu, tetai juru bicara Trump, Sarah Sanders membela langkah tersebut.

"Gedung Putih memiliki pool sehingga semuanya terwakili dan mendapatkan update dari kami," ujar Sarah.

Di hari yang sama, sebelum jumpa pers itu, Presiden Trump kembali melontarkan kecamannya terhadap media massa.

Dia mengecam apa yang disebutnya sebagai penyebar berita palsu dan menyebut sejumlah media massa AS harus dianggap sebagai musuh rakyat.

(Kompas.com/ Ervan Hardoko)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved