Prajurit TNI AD Tewas

Tembakan Nyasar Berujung Tewasnya Empat Prajurit

"Laras itu kan ada pembatasnya. Nah, pembatas itu tidak berfungsi dan mengalami kerusakan sehingga larasnya menjadi liar

Repro/KompasTV
Empat orang prajurit TNI AD dari Satuan Arhanud Kostrad Kepulauan Riau tewas saat menjalankan latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5/2017). Peristiwa terjadi saat salah satu pucuk meriam Giant Bow dari Batalyon Arhanud 1/K yang sedang melakukan penembakan mengalami gangguan pada peralatan pembatas elevasi, sehingga tidak dapat dikendalikan. Insiden ini juga menyebabkan delapan orang prajurit TNI lainnya luka parah. (Repro/KompasTV) 

TRIBUN-MEDAN.com - Gladi bersih pembukaan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Tanjung Datuk, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, membawa korban jiwa.

Empat prajurit anggota Batalyon Artileti Pertahanan Udara (Arhanud) 1 Kostrad tewas terkena tembakan meriam kawan sendiri, Rabu (17/5/2017), sekira pukul 11.00 WIB.

Selain korban tewas, enam prajurit TNI lainnya mengalami luka serius, dan dua orang luka ringan.

Baca: Kemaruk Berhubungan Seks 10 Kali Sehari, Anda bakal Terperangah dan Ngeri Melihat Kondisi Pria Ini

Baca: Cerita Pemuda 25 Tahun Nikahi 2 Gadis Sekaligus, Begini Pengakuan Istri dan Kisah Cintanya

Baca: Dinyatakan Meninggal, Bocah Ini Bangkit dari Peti Mati, Kisah Selanjutnya Menyedihkan

Kondisi korban meninggal sangat mengenaskan yaitu Prajurit Satu Marwan, Prajurit Kepala Edy, Prajurit Satu Ibnu Hidayat, dan Kapten Arh Herru. Jenazah langsung dibawa ke RSUD setempat.

Musibah itu diduga karena malfungsi meriam pelontar peluru kaliber 23 mm.

"Laras itu kan ada pembatasnya. Nah, pembatas itu tidak berfungsi dan mengalami kerusakan sehingga larasnya menjadi liar," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadipenad) Brigjen Arm Alfret Dennny Tuejeh.

Saat meriam atau kanon tipe 80 Giant Bow kaliber 23mm ditembakkan mendadak arah tembakan berubah dan mengenai sejumlah anggota TNI yang berada di lokasi gladi bersih.

"Memang di sini ada malfungsi, dia mengalami kerusakan. Tapi pastinya seperti apa, kami masih sedang dalami," ujarnya.

Berapa pastinya peluru yang dimuntahkan meriam antiserangan udara itu saat pembatas laras tiba-tiba tidak berfungsi, Kadispenad menyatakan masih dalam penyelidikan.

Penyebab kerusakan tiba-tiba dari meriam yang dibeli 2003 lalu itu juga masih dalam penyelidikan.

Saat kejadian hujan mengguyur Kota Ranai, Natuna. Kesibukan sejumlah prajurit TNI masih terlihat jelas.

Komandan Resort Militer (Korem) 033/Wirapratama Brigjen Fachri menyebutkan, sebagian korban luka dilarikan ke rumah sakit di Pontianak, Kalimantan Barat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved