video
TPS 019 Hadir dengan Konsep Dekorasi Nuansa Adat Batak Toba untuk Semangati Warga Memilih
Mengurangi angka Golongan Putih (Golput) atau mengurangi warga yang tidak menggunakan hak suara di hari Pemilu hari ini.
TPS 019 Hadir dengan Konsep Dekorasi Nuansa Adat Batak Toba untuk Semangati Warga Memilih
TRIBUN-MEDAN.com-Tempat Pemungutan Suara (TPS) 019, Jalan Rakyat, Kelurahan Sidorame, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, berjalan dengan lancar dan aman.
Ketua kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS), Tito, mengatakan TPS 019 mengusung konsep dekorasi nuansa adat Batak Toba.
Hal ini dikarenakan untuk menarik warga untuk menggunakan hak suaranya di hari Pemilihan Umum (Pemilu), pada tanggal 17 April 2019 serta mengurangi angka Golongan Putih (Golput) atau mengurangi warga yang tidak menggunakan hak suara di hari Pemilu hari ini.
"Kami mengusung adat Batak Toba dalam mendekorasi TPS 019. Hal ini dilakukan karena kami ingin menarik antusias warga untuk menyoblos surat suara, serta mengurangi angkat golput," ujarnya, hari Rabu, (17/4/2019).
Tito juga menjelaskan bahwa sebelumnya saat hari pemilu di TPS tersebut belum pernah dihiasi dan didekorasi bernuansa adat Batak Toba. Namun, hanya dikorasi seperti biasa saja dan baru di Pemilu hari ini TPS 019 didekorasi bernuansa adat Batak Toba.
Dalam hal ini juga, Tito mengatakan bahwa anggotanya yang terdiri dari 3 orang wanita dan empat laki-laki termasuk Tito sendiri mengenakan Aksesoris adat Batak Toba di pakiaannya. Begitu juga, dengan dua orang Linmas yang bertugas di TPS 019 Jalan Rakyat tersebut.
Keturunan Pendiri Kota Medan Kecewa Makam Guru Patimpus Sembiring Pelawi Bukan di Kota Medan
Pasien RSUP Adam Malik Kecewa Tak Bisa Mencoblos karena Tidak Punya Formulir Pindah Memilih
Foto-Foto Pasien Rumah Sakit Menggunakan Hak Suaranya di RSUP Adam Malik Medan
Ketua NPC Sumut Berharap Presiden Terpilih Berikan Peluang Atlet Disabilitas Dapat Pekerjaan
"Yang kami kenakan di kepala merupakan ikat kepala dari adat Batak Toba dengan nama Sortali. kalau ini menandakan kerajaan adat Batak Sortalinya berbentuk segi tiga ke atas untuk pria, kalau untuk perempuan mengukan ikat kepala yang rata," ucapnya.
TPS 004 di Perumnas Simalingkar Tampil Beda, Pasang Balon dan Gaba-gaba untuk Meriahkan Suasana
Data Quick Count 5 Lembaga Survei Sudah Masuk 70%, Jokowi Langsung Pidato
Kemudian, Tito menjelaskan bahwa mereka mengenakan Ulos. Ia juga menjelaskan Ulos yang dikenakan perempuan bernama Ulos Sadum, sedangkan pria mengenakan Ulos Ragi Hotang namanya.
Gara-gara Rebutan Jadi Saksi di TPS, Dua Massa Bersenjata Tajam Bentrok hingga Mansur Tertembak
Boro-boro Akui Jokowi-Maruf Menang Hitung Cepat, Prabowo Justru Curigai Lembaga Survei
Tak hanya itu saja, di pintu masuk TPS 019 juga terdapat simbol Rumah adat Batak Toba, yaitu Gorga. Selain itu, terdapat satu tandan buah pisang, untuk disantap warga yang datang ke TPS 019.
"Nama rumahnya Gorga, merupakan rumah adat Batak Toba. Segitiga di rumah tersebut bermakna, kalau dahulu seniman adat Batak itu menandakan seni di ukiran atas rumahnya yang berbentuk segita itu. Pada warna Merah itu merupakan simbol keberanian dan itu dari darah binatang yang dibuat untuk lukisan tersebut, kalau yang Putih kapur dengan makna dari warna Putih itu ketulusan hatinya, Kalau hitam itu dari arang yang menandakan gelap," pungkas Tito.
Dalam hal ini juga, Tito berharap di Pemili ke depan agar dapat membuat konsep di TPS yang elbih baik lagi. Hari Pemilu saat ini dengan konsep dekorasinya dari adat Batak, dan untuk ke depannya dengan konsep adat Jawa.
Tito juga menjelaskan tentang makna pisang yang terletak di depan pintu masuk TPS 019. Itu merupakan satu di antara simbol perayaan suatu merayakan pesta.
"Di pintu masuk ada pisang, jadi merayakan pesta suatu pesta kan ada pisangnya, di Jawa juga seperti itu kan. Nah jadi pisang itu untuk memeriah kan pesta demokrasi hari ini, di hari pemilu saat ini,"ujarnya.
Kemudian, Tito juga menjelaskan bahwa dana untuk mendekorasi TPS 019 tersebut, dari sisa uang menyewa teratak yang diberikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kepada KPPS. Bagitu juga ditambah dengan uang pribadi Tito sendiri.