Petugas Pelabuhan Tigaraja Tak Lagi Rutin Buat Manifes, Kadang Penumpang Menulis Sendiri

Sepuluh bulan setelah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba Tigaras, kini aturan pencatatan penumpang kapal kembali tidak diberlakukan.

Penulis: Tommy Simatupang |
Tribun Medan/Tommy Simatupang
Pos Dishub yang biasanya mengisi daftar manifes penumpang diduduki warga di Pelabuhan Tigaraja, Kabupaten Simalungun, Jumat (26/4/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com, PARAPAT - Sepuluh bulan setelah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba Tigaras, kini aturan pencatatan penumpang kapal kembali tidak diberlakukan.

Pantauan tribun-medan.com di Pelabuhan Tigaraja Kabupaten Simalungun, Jumat (26/4/2019), pos Dinas Perhubungan yang biasa mencatat identitas penumpang tampak sepi.

Tidak terlihat lagi petugas yang menjaga.

Buku manifes juga dibiarkan terletak di pos tersebut.

Para penumpang yang sadar, mengisi sendiri identitasnya di buku itu. Pos itu pun terlihat diisi oleh warga setempat.

Seorang warga setempat bermarga Sirait mengungkapkan petugas lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, bukan di pos lagi.

Baca: POTRET Replika KM Sinar Bangun, Dibangun dengan Plat Baja Sepanjang 8 Meter dengan Berat 8 Ton

Baca: Hilangkan Trauma KM Sinar Bangun, Puluhan Kapal di Danau Toba Perebutkan Piala Kapolda Sumut

Baca: Derai Air Mata, Menjerit dan Pingsan Mewarnai Hari Penutupan Pencarian Korban KM Sinar Bangun

Menurutnya, petugas hanya berada di pos selama 12 jam.

Bahkan, petugas sering memberikan tugas mengisi daftar manifes ke anak buah kapal (ABK). Padahal, pemilik kapal tidak pernah mengurusi tentang daftar manifes.

"Petugas Dinas Perhubungan melempar urusan daftar manifes ke ABK, sedangkan ABK ngelempar ke Dishub.

Manifes tetap ada pelabuhan Tigaraja bukan tidak ada petugas, tetapi kadang dijaga kadang tidak.

Jadi pengawasan manifes sudah melonggar,"ujarnya.

Keluarga korban KM Sinar Bangun menangis saat tabur bunga, Senin (3/7/2018) di lokasi dimana diperkirakan kapal itu tenggelam dua pekan lalu.
Keluarga korban KM Sinar Bangun menangis saat tabur bunga, Senin (3/7/2018) di lokasi dimana diperkirakan kapal itu tenggelam dua pekan lalu. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sirait juga menjelaskan sering terjadi jumlah penumpang di kapal berbeda dengan di daftar manifes.

"Kadang ditulis langsung oleh penumpang.

Petugas cuma datang sebentar melihat sebentar daftar manifesnya,"ujarnya.

Seorang penumpang, Jhonson Simbolon, mengatakan prosedur untuk naik ke kapal tidak seketat pada waktu dua bulan setelah tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved