Foto dan Duka Menyelimuti Peresmian Monumen KM Sinar Bangun, Hingga Kata Sambutan Bupati JR Saragih

Duka Mendalam Selimuti Peresmian Monumen KM Sinar Bangun, hingga Begini Penjelasan Arsitek Monumen.

Editor: AbdiTumanggor
TRIBUN MEDAN/tommy s
Nenek memanjatkan doa untuk cucunya yang tenggelam di Monumen KM Sinar Bangun Pelabuhan Tigaras, Kamis (2/5/2019 

Duka Mendalam Selimuti Peresmian Monumen KM Sinar Bangun, hingga Begini Penjelasan Arsitek Monumen dan Kata Sambutan Bupati Simalungun.

/////

TRIBUN-MEDAN.com - Peresmian Monumen KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras Kabupaten Simalungun, Kamis (2/5/2019), diwarnai tangisan keluarga korban.

Ratusan keluarga korban tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba datang melihat nama keluarga yang telah terukir di prasasti monumen.

Mereka memberikan kembang warna-warni sembari memanjatkan doa. Ada yang menangis, menjerit, hingga pingsan. Petugas Satpol PP siaga dan membawa mereka ke ruangan khusus perawatan.

"Terukirlah namamu di sini, siappudanku (anakku yang paling kecil).

Terukirlah namamu di sini boru-ku siappudan. Dimana kau boru?" ujar seorang ibu.

Baca: Bantu Evakuasi 12 Pendaki Gunung Mekongga, Relawan Husnawati Tewas Terseret Arus Sungai

Baca: Pos Manifes Danau Toba Sering Tak Dijaga, Kadishub: Aduh, Kurang Monitor Aku!

Baca: TRIBUNWIKI: 10 Makanan Khas Batak yang Pantang Dilewatkan saat Berkunjung ke Danau Toba

Baca: WALHI Sumut Bilang Danau Toba Perlu Ratusan Tahun Mengembalikan Kualitas Airnya

Seorang ibu berjilbab ungu dengan ditemani anak laki-lakinya mengusap nama anaknya dengan kembang berwarna-warni.

Ia melafalkan doa untuk anaknya yang tidak berhasil ditemukan Badan Sar Nasional.

Keluarga korban menaburkan bunga di Monumen KM Sinar Bangun di Pelabauhan Tigaras Kabupaten Simalungun, Kamis (2/5/2019).
Keluarga korban menaburkan bunga di Monumen KM Sinar Bangun di Pelabauhan Tigaras Kabupaten Simalungun, Kamis (2/5/2019). (Tribun Medan/Tommy Simatupang)

"Selamat tinggal, anakku. Tenang kau di sana ya," ujarnya sembari terus mengusap kembang di nama anaknya.

Seorang nenek bernama Marasi Butarbutar tak kuasa menahan tangis ketika melihat nama dua anaknya Manan Sitanggang dan Lusi Sitanggang terukir.

Begitu juga dengan satu cucunya Lucky Sitanggang.

Keluarga asal Kota Pematangsiantar ini mengahku senang dengan monumen karena bagus.

Baca: Bergabung dengan Kelompok Pemberontak Papua, Warga Polandia Divonis 5 Tahun Penjara

Baca: Viral Video Emak-emak Terjungkal Tantang Bahaya Lewati Palang Perlintasan Kereta Api

Ia berharap pemerintah lebih memerhatikan kapasitas penumpang kapal di Danau Toba.

"Harus waspadalah. Janganlah sampai berlebihan seperti kemarin.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved