Butuh Perhatian Pemerintah, Nenek Amur (70) Tinggal Sebatang Kara di Gubuk, Teriak-teriak saat Lapar

Kisah pilu Amur (72), seorang nenek yang tinggal sebatang kara di Dusun Janglateh Barat, Jawa Timur

Editor: AbdiTumanggor
TAUFIQURRAHMAN/KOMPAS.COM
Rumah nenek Amur (70) sudah tidak ditempati karena kawatir ambruk. Gentengnya sudah banyak berjatuhan, dindingnya bolong-bolong dan kayu-kayunya sudah banyak yang lapuk. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kisah pilu Amur (72), seorang nenek yang tinggal sebatang kara di Dusun Janglateh Barat, Desa Campor, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Nenek Amur sering teriak-teriak saat lapar atau sakit perut.

Teriakannya terdengar sampai ke rumah tetangganya yang jaraknya hingga 100 meter dari tempat tinggal Amur.

Bagi yang mendengarnya, mereka sudah tahu bahwa Amur butuh makan atau butuh obat untuk mengobati sakit lambung yang dideritanya tujuh tahun terakhir.

Tiga anaknya sudah tinggal berjauhan dengan Amur.

Satu anaknya bernama Abdul Hadi, sudah meninggal tiga tahun yang lalu setelah menderita sakit keras pascapulang dari Malaysia sebagai TKI.

Dua anak lainnya, Sulihah dan Sumairah, tinggal di dusun yang sama.

Mereka tinggal sekitar 200 meter dari rumah Nenek Amur.

Sulihah dan Sumairah, keduanya, sudah hidup menjanda.

Saat Kompas.com mendatangi rumah Amur, beberapa kali panggilan salam tidak dijawab.

Halaman rumah terlihat sepi.

Rumah berukuran 4x3 meter, kondisinya sudah nyaris ambruk.

Atapnya sudah bolong-bolong karena sebagian gentengnya berjatuhan ke tanah.

Dinding rumahnya dari anyaman bambu, juga terlihat bolong dari berbagai penjuru.

Rumah tersebut sudah tidak ditempati.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved