Butuh Perhatian Pemerintah, Nenek Amur (70) Tinggal Sebatang Kara di Gubuk, Teriak-teriak saat Lapar

Kisah pilu Amur (72), seorang nenek yang tinggal sebatang kara di Dusun Janglateh Barat, Jawa Timur

Editor: AbdiTumanggor
TAUFIQURRAHMAN/KOMPAS.COM
Rumah nenek Amur (70) sudah tidak ditempati karena kawatir ambruk. Gentengnya sudah banyak berjatuhan, dindingnya bolong-bolong dan kayu-kayunya sudah banyak yang lapuk. 

Ia bercerita tentang nasib ibunya dan keluarganya.

Amur hidup tanpa mendapat perhatian dari pemerintah.

Sulihah berkata, hidupnya yang miskin, masih terbebani untuk merawat keluarganya sendiri dan ibunya.

Sedangkan Sumairah sendiri, sudah janda dan menganggur.

Dirinya bekerja serabutan, menjadi kuli tani.

"Ibu saya kalau lapar sering teriak-teriak minta makan.

Kalau kebetulan ada beras, saya memasaknya.

Kalau tidak ada beras, saya rebus ketela yang diambil di kebun," terang Sumairah.

Untuk kebutuhan belanja sehari-hari, Sumairah mengaku kadang seminggu hanya punya uang Rp 5.000.

Uang tersebut dibelanjakan untuk lauk ibunya.

Untuk dirinya, sudah tidak dipikirkan.

Yang didahulukan adalah ibunya.

"Kalau saya bisa kuat menahan lapar.

Ibu saya teriak-teriak kalau lapar," imbuh Sumairah.

Berteriak dan menangis saat sakit lambung

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved