Jembatan Busuk Tetap Dipakai, Ternyata Milik . . .
Dua jembatan di sekitar lokasi proyek Podomoro City Deli Medan terlihat keropos dan tak memiliki tangga.
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Randy P.F Hutagaol
Masyarakat Medan enggan menggunakan jembatan penyeberangan dan lebih memilih menyeberang di ramainya laju kendaraan bermotor.
Seorang pejalan kaki bernama Kurniawan lebih memilih tak menggunakan jembatan penyeberangan.
Selain harus menaiki puluhan anak tangga, Kurniawan menuturkan, bahwa ia tak nyaman lantaran di jembatan penyeberangan kerap ada gepeng (gelandangan dan pengemis).
"Capek naik, kadang di atas ada orang (gelandangan), kalau diancam pakai senjata tajam mana bisa minta tolong," kata Kurniawan di Jembatan Jalan Gatot Subroto, Senin (12/2).
Berdasarkan pengamatan Tribun, kondisi tiga jembatan penyeberangan di Jalan Putri Hijau dan Jalan Gatot Subroto terlihat keropos bahkan telah ditumbuhi rumput.
Anehnya, jembatan-jembatan ini juga tak memiliki anak tangga.
Demikian disebutkan Ketua Koalisi Pejalan Kami Medan, Karya Ersada Tarigan kepada www.tribun-medan.com, Senin (13/2/2017).
Karya Ersada menjelaskan mayoritas kondisi jembatan penyeberangan sangat buruk dan sudah tidak layak.
Tak hanya itu, jembatan penyebrangan juga dijadikan tempat pembuangan air kecil atau urine oleh segelintir orang.
"Jembatan banyak keropos, di malam hari juga tak ada penerangan. Bau lagi. Banyak yang buang air kecil," kata Karya Ersada.
Hal ini sebutnya sebagai cerminan ketidakpedulian pemerintah terhadap pejalan kaki.
Ia juga menceritakan bahwa banyak akses yang diperuntukkan kepada pejalan kaki telah beralih fungsi.
Seperti halnya dengan trotoar yang dijadikan lokasi parkir dan pedagang kaki lima.
"Kami hanya ingin melakoni pola hidup sehat. Tapi malah sering berkelahi sama tukang parkir. Pemerintah gagal mengontrol rakyatnya," ucapnya mengakhiri.
(cr2/tribun-medan.com)